Siti Nurhajaiti
CakapCakap – Cakap People! Penjualan ganja di Kanada meningkat berlipat ganda menjadi $ 2,6 miliar, atau Rp 38 triliun pada tahun 2020 karena lebih banyak pelanggan beralih dari pasar ilegal ke pasar legal.
Sebagian besar peningkatan penjualan itu tercermin dari peningkatan jumlah ritel brick-and-mortar yang menjual obat tersebut, dan peningkatan aksesibilitas ganja yang terjangkau.
Melansir Unilad.co.uk, berdasarkan laporan ‘Canadian Cannabis Market’ terbaru dari Brightfield Group, penggunaan obat dewasa di Kanada naik 118% pada tahun 2020.
Di Ontario saja, 299 lokasi ritel brick-and-mortar baru mulai menjual ganja pada tahun lalu, menurut laporan itu.
Pada akhir tahun 2020, 52% orang dewasa yang menggunakan ganja untuk rekreasi, membeli obat dari ritel atau pengecer, sementara hanya 33% yang masih mengandalkan pengedar.
Ini karena peningkatan keragaman produk di pasar legal dan harga yang lebih kompetitif dibandingkan dengan pasar gelap.
Menurut laporan tersebut, harga ganja turun 10% dari kuartal ketiga 2019 hingga 2020. Akibatnya, merek di pasar legal memiliki posisi yang lebih baik untuk bersaing dengan pasar gelap.
“Dalam pergeseran besar dari hari-hari awal pasar, pemburu barang murah dan pengguna berat sekarang dapat menemukan bunga dalam jumlah besar pada tahun 2020, karena perusahaan ganja Kanada berhasil memasarkan merek ekonomi ke konsumen,” kata laporan itu.
Jamie Schau, manajer penelitian internasional di Brightfield Group mengatakan kepada Forbes bahwa negara sedang melihat ‘era baru ganja untuk orang dewasa’.
“Pasar Kanada menyaksikan pertumbuhan yang mengesankan, dengan ganja yang digunakan orang dewasa tumbuh 118% pada tahun 2020 dan sejalan dengan pertumbuhan 60% lagi tahun ini,” kata Schau.
Pertumbuhan itu telah mengantarkan era baru ganja untuk orang dewasa, yang tidak hanya membawa penawaran produk 1.0 dan 2.0 yang terus berkembang, tetapi juga pesaing yang semakin canggih dan strategis di seluruh rantai pasokan, dan lebih beragam dan permintaan konsumen,” Schau menambahkan.
