in ,

Penelitian Sebut Obat Malaria Tak Ampuh Cegah Corona

Hasil penelitian menyebut keberadaan hydroxychloroquine tak begitu memberikan pengaruh kepada pasien corona

CakapCakap – Hingga saat ini kasus infeksi virus corona masih terus bertambah di tanah air. Begitu juga dengan di beberapa negara lain sampai saat ini. Apalagi, sampai saat ini masih belum ditemukan vaksin untuk mengatasi virus Covid-19 ini, Cakap People.

Nah, meski belum ada vaksin tetap sampai saat ini tetap diupayakan berbagai hal untuk mengobati hingga mencegah. Obat malaria yang sering disebut hydroxychloroquine sempat disebut bisa membantu dalam menyembuhkan pasien Covid-19. Lalu, bagaimana hasilnya? Efektifkah?

Ilustrasi obat (Gambar oleh Ирина Ирина dari Pixabay)

Hydroxychloroquine ini ternyata disebut tak efektif untuk mencegah infeksi virus corona. Penelitian terbaru menemukan bahwa pemberian hydroxychloroquine pada orang yang baru saja terpapar virus SARS-CoV-2 tak efektif mencegah infeksi. Tim peneliti dari University of Minnesota melakukan uji klinis terhadap 821 peserta dari Amerika Serikat dan Kanada pada Maret 2020.

Para peserta telah melakukan kontak dengan pasien positif Covid-19 selama lebih dari 10 menit dengan jarak kurang lebih 2 meter. Rata-rata kontak dilakukan tiga hari sebelum uji coba dilakukan. Mayoritas peserta dianggap berisiko tinggi tertular Covid-19.

“Uji coba ini menemukan hydroxychloroquine tak ampuh mencegah Covid-19 setelah berkontak dekat dengan pasien positif,” tulis hasil studi yang dipublikasikan di New England Journal of Medicine.

Ilustrasi pencegahan penyebaran virus corona (Gambar oleh Tumisu dari Pixabay)

Dalam uji coba tersebut semua peserta diberi hydroxychloroquine atau plasebo secara acak dalam waktu empat hari. Peneliti melihat perkembangan virus pada peserta dan mencoba menghitung berapa pasien yang terkonfirmasi mengembangkan Covid-19 selama dua pekan berikutnya setelah pemberian obat dengan tes laboratorium atau gejala-gejala klinis.

Penelitian menunjukkan hasil sebanyak 49 dari 414 peserta yang mendapatkan hydroxychloroquine terkonfirmasi positif Covid-19. Sedangkan dari kelompok plasebo, terdapat 58 dari 407 peserta yang terkonfirmasi positif.

Angka tersebut berarti menunjukkan ada sekitar 11,83 persen dari kelompok hydroxychloroquine dan 14,25 persen dari kelompok plasebo yang terkonfirmasi positif. Perbedaan tipis yang hanya sampai 2,4 persen itu dianggap tak mendukung kemampuan obat untuk mencegah infeksi. Tak ada reaksi atau efek samping serius yang peroleh dari penelitian terkait obat tersebut.

Tentu ini berkebalikan dengan pernyataan Donald Trump yang sebelumnya sempat memuji-muji keampuhan hydroxychloroquine, Cakap People. Bahkan menggunakannya sebagai obat profilaksis atau pencegah infeksi SARS-CoV-2.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pemilik Mobil Sebaiknya Hindari Ragam Modifikasi Mobil yang Berikut Ini!

Muncul Jamur pada Baju? Ini 5 Penyebabnya yang Bisa Dicegah