CakapCakap – Cakap People! Virus corona yang menyebabkan pengakit COVID-19 telah menjangkiti berjuta-juta orang di seluruh dunia dan telah merenggut ratusan ribu nyawa. Virus yang belum ditemukan vaksinnya ini telah menjangkau ke 213 negara dan wilayah secara global.
Para peneliti dan ilmuwan saat ini masih terus berlomba dan berjuang untuk segera menemukan vaksin yang layak dan terbukti untuk melawan COVID-19 yang telah menguasai dunia sekitar enam bulan terakhir ini.
Selain untuk menemukan vaksin, para peneliti lain juga mengungkapkan temuan-temuan terbaru yang terkait COVID-19.
Seperti halnya yang dilakukan oleh peneliti Jerman ini telah menemukan adanya COVID-19 di dalam ASI. Temuan ini diungkapkan oleh Dr Thira Woratanarat, profesor kedokteran Universitas Chulalongkorn, menginformasikannya melalui halaman Facebook-nya, seperti dilansir dari Asia One, Rabu, 27 Mei 2020.
Ia mengatakan bahwa penemuan tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal The Lancet bulan ini, yaitu pada hari Selasa, 26 Mei 2020.
Para peneliti, menurut jurnal itu, menguji dua wanita, yang telah melahirkan bayi, menggunakan prosedur transkripsi terbalik polymerase chain reaction (PCR).
Virus COVID-19 itu ditemukan pada satu ibu pada hari kesembilan dari infeksi, dan pada dua hari lainnya.
Para peneliti memperkirakan bahwa sekitar 94.800 hingga 132.000 virus COVID-19 hidup di setiap sentimeter kubik ASI, dan menemukan bayi ibu tersebut juga terinfeksi oleh virus itu.
Namun, para peneliti tidak dapat menyimpulkan apakah bayi itu tertular COVID-19 dari ibunya atau dari sumber lain.
Thira mengatakan bahwa penelitian ini akan mengarah pada cara yang tepat untuk merawat mereka yang sedang hamil atau melahirkan bayi.
Kasus virus corona telah menginfeksi lebih dari 5,7 juta orang dan menewaskan lebih dari 352 ribu nyawa manusia di seluruh dunia sampai hari Rabu, 27 Mei 2020. Adapun sebanyak lebih dari 2,4 juta orang dinyatakan pulih dari COVID-19.
Amerika Serikat masih menempati posisi teratas sebagai negara dengan kasus COVID-19 terbanyak di dunia, mengalahkan negara-negara lain dengan mencatatkan lebih dari 1,7 juta orang yang terinfeksi virus tersebut.