CakapCakap – Cakap People! Media di Hong Kong tidak boleh “menggulingkan” pemerintah, kata pemimpin kota itu pada Selasa, 22 Juni 2021, menolak kritik Amerika Serikat atas tindakan baru-baru ini terhadap surat kabar pro-demokrasi di bawah undang-undang keamanan baru yang kuat.
Hong Kong telah lama menjadi tuan rumah bagi kancah media internasional dan lokal yang dinamis, tetapi kebebasan pers telah merosot secara dramatis dalam beberapa tahun terakhir.
Pekan lalu, pihak berwenang membekukan aset surat kabar pro-demokrasi terbesar di Hong Kong, Apple Daily, menggunakan undang-undang keamanan nasional yang diberlakukan Beijing pada kota itu pada tahun 2020.
Dua eksekutif surat kabar itu didakwa dengan “kolusi”, kejahatan keamanan nasional, atas apa yang dikatakan polisi sebagai artikel yang menyerukan sanksi internasional terhadap para pemimpin China dan Hong Kong, melansir Channel News Asia.
“Tidak masalah mengkritik pemerintah Hong Kong, tetapi jika ada niat untuk mengatur kegiatan untuk menghasut subversi pemerintah maka itu, tentu saja, hal yang berbeda,” kata Chief Executive Carrie Lam ketika ditanya tentang Apple Daily dan kebebasan pers di kota.
“Teman-teman media harus memiliki kemampuan untuk membedakan mereka,” tambahnya saat melakukan konferensi pers mingguannya.
Tidak seperti China daratan, di mana pers sangat dimiliki oleh negara dan disensor dengan ketat, Hong Kong yang semi-otonom memiliki perlindungan kebebasan berbicara yang dimasukkan ke dalam konstitusi mininya.
Tetapi kampanye yang sedang berlangsung oleh China untuk membasmi perbedaan pendapat setelah protes demokrasi yang besar dan sering disertai kekerasan pada tahun 2019 telah memperdalam kegelisahan atas masa depan pusat bisnis itu.
Undang-undang keamanan baru telah mengkriminalisasi sejumlah pandangan politik dan tindakan terhadap Apple Daily telah membuat media bertanya-tanya soal pendapat atau pelaporan apa yang dapat memicu penyelidikan.
Menggemakan pejabat lain, Lam mengatakan penuntutan Apple Daily bukanlah serangan terhadap “pekerjaan jurnalistik normal” dan mengatakan bahwa surat kabar itu berusaha merusak keamanan nasional China dengan liputannya.
Ketika ditanya oleh seorang wartawan apa definisi pemerintah tentang pekerjaan jurnalistik normal, dia menjawab: “Saya pikir Anda berada dalam posisi yang lebih baik untuk menjawab pertanyaan itu.”
Amerika Serikat termasuk di antara beberapa negara Barat yang mengkritik operasi polisi terhadap Apple Daily, mengatakan hal itu merusak kebebasan pers serta reputasi Hong Kong sebagai tempat yang aman untuk melakukan bisnis.
Lam menolak kritik tersebut.
“Jangan mencoba menuduh pihak berwenang Hong Kong menggunakan undang-undang keamanan nasional sebagai alat untuk menekan media, atau untuk menahan kebebasan berekspresi,” katanya.
“Semua tuduhan yang dibuat oleh pemerintah AS, saya khawatir, salah.”
Apple Daily telah lama menjadi duri bagi pihak Beijing, dengan memberikan dukungan penuh untuk gerakan pro-demokrasi kota dan kritik pedas terhadap para pemimpin otoriter China.
Penangkapan dan pembekuan aset Apple Daily pekan lalu telah melumpuhkan kemampuan perusahaan untuk melanjutkan operasi.
Anggota dewan dari kelompok induk koran Next Digital telah meminta Biro Keamanan Hong Kong untuk mencairkan beberapa aset perusahaan yang dibekukan agar bisa membayar gaji para staf.
Jika itu tidak terjadi, surat kabar itu mengatakan akan berhenti terbit dengan tanggal cetak akhir yang akan diumumkan pada hari Jumat, 25 Juni 2021.
Pengunduran diri para staf Apple Daily telah dimulai dan beberapa bagian surat kabar itu bungkam dalam 24 jam terakhir.
Pada Senin malam, pembawa acara malam Apply Daily online mengumumkan bahwa itu adalah siaran terakhirnya.
Meja berita keuangan surat kabar dan edisi bahasa Inggrisnya juga mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan publikasi.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Setelah 26 Tahun, Apple Daily Hong Kong Akan Terbit Terakhir pada 24 Juni 2021 - CakapCakap