CakapCakap – Cakap People! Seluruh 11 pemain Iran di lapangan terdiam saat lagu kebangsaan negara itu dimainkan di Stadion Internasional Khalifa, Doha, Qatar. Iran kalah 2-6 dari Inggris dalam pertandingan perdananya itu.
Aksi protes meluas di Iran yang dipicu oleh kematian Mahsa Amini, perempuan Kurdi Iran berusia 22 tahun. Amini tewas pada 16 September lalu dalam tahanan polisi moral. Ia ditahan atas tuduhan melanggar aturan berpakaian yang pantas bagi perempuan Iran.
Protes nasional yang sudah berlangsung selama lebih dari dua bulan telah menewaskan ratusan orang akibat tindakan keras aparat keamanan. Protes itu merupakan salah satu tantangan paling berani terhadap para pemimpin ulama Iran sejak Revolusi Islam 1979.
Keputusan untuk tidak menyanyikan lagu kebangsaan bukan pertama kalinya bagi timnas Iran untuk menunjukkan dukungan kepada para pengunjuk rasa. Pada akhir September lalu, timnas Iran memilih memakai jaket hitam untuk menutupi warna seragam negaranya dalam pertandingan persahabatan melawan Senegal.
Sebelum terbang ke Doha untuk tampil di Piala Dunia 2022, timnas Iran bertemu dengan Presiden Ebrahim Raisi. Pertemuan itu tidak berjalan baik dengan pengunjuk rasa dan spanduk tim dibakar menjelang turnamen.
Tim sepak bola pantai, polo air, dan bola basket Iran baru-baru ini juga menolak menyanyikan lagu kebangsaan. Pada konferensi pers hari Rabu, kapten tim sepak bola Iran, Alireza Jahanbakhsh, menolak mengonfirmasi apakah timnya akan menyanyikan lagu kebangsaan.
“Itu adalah sesuatu yang juga harus diputuskan dalam tim, yang sudah kami bicarakan dan jelas dibicarakan semua orang,” ujar dia.
Menjelang pertandingan melawan Inggris, beberapa pendukung Iran di Qatar juga memberi isyarat dukungan untuk para pengunjuk rasa di tanah air. Mereka mengenakan kaus bertulisan “Wanita, hidup, kebebasan”, yang merupakan nyanyian populer dari gerakan yang muncul sejak kematian Amini itu.
Keputusan tim sepak bola untuk tetap diam selama lagu kebangsaan dimainkan di stadion itu adalah langkah paling berani sejauh ini dari olahragawan Iran. Tidak jelas apakah para pemain akan menghadapi konsekuensi saat kembali ke negaranya usai Piala Dunia.
Pada Ahad lalu, bek Ehsan Hajsafi menjadi pemain timnas Iran pertama di Piala Dunia 2022 yang secara terbuka berbicara mendukung protes. “Mereka harus tahu bahwa kami bersama mereka dan kami mendukung mereka dan kami bersimpati dengan mereka terkait kondisi tersebut,” kata dia.