CakapCakap – Cakap People! Pelajar Cina menempati posisi teratas dalam hal kemampuan membaca, matematika, dan sains (ilmu pengetahuan). Mereka mengalahkan pelajar lain di 79 negara yang disurvei.
Hal itu terungkap melalui hasil survei terbaru Programme for International Student Assessment (PISA) atau Program Penilaian Pelajar Internasional, yang diselenggarakan OECD, di mana telah diumumkan pada Selasa, 3 Desember 2019.
Menurut Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD) atau Organisasi Pembangunan dan Kerja Sama Ekonomi, survei tiga tahunan ini menilai sekitar 600 ribu pelajar usia 15 tahun.
Hasil survei PISA menyebutkan, empat provinsi di Cina yakni, Beijing, Shanghai, Jiangsu dan Zhejiang unggul di bidang ilmu pengetahuan dan matematika.
Dalam kemampuan membaca, 10 persen pelajar di Cina menunjukkan hasil tesnya lebih baik daripada rata-rata anggota OECD.
Sementara pelajar-pelajar dari negara-negara OECD mengalami peningkatan pengeluaran untuk pendidikan dasar dan menengah sebesar lebih dari 15 persen dalam satu dekade terakhir. Namun performanya tidak mengalami perubahan berarti.
“Ini mengecewakan bahwa kebanyakan negara-negara OECD terlihat secara virtual tidak ada peningkatan performa siswa mereka sejak PISA pertama kali mengadakan ini tahun 2000,” kata Angel Gurria, Sekretaris Jenderal OECD sebagaimana dilaporkan The Star dan South China Morning Post, Selasa, 3 Desember 2019.
Survei ini menunjukkan kemampuan pelajar-pelajar Cina berada di atas Singapura, Macau, Hong Kong, Taiwan, Malaysia, Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Australia dan Kanada.
Menurut Gurria, para pelajar di empat provinsi yang dinilai dalam survei ini tidak mencerminkan Cina keseluruhan. Hanya saja, ukuran dan bentuknya sebanding dengan negara OECD.
“Apa yang membuat prestasi mereka lebih luar biasa adalah tingkat pendapatan empat wilayah Cina itu jauh di bawah rata-rata OECD. Kualitas sekolah mereka hari ini akan memberi kekuatan ekonomi mereka esok,” ujar Gurria.
Meski begitu, OECD menilai masih ada kota-kota lain di Cina daratan kekurangan sumber daya dan perbedaan performa dalam hal kemakmuran, pendidikan dan tekanan pengasuhan orang tua.
Rata-rata, 12% dari variasi dalam kinerja membaca pelajar di setiap negara dikaitkan dengan status sosial ekonomi. Di beberapa negara Eropa, termasuk Prancis dan Jerman, ukuran itu naik di atas 17%.
THE STAR | THE SOUTH CHINA MORNING POST| TEMPO