CakapCakap – Cakap People! Sebuah penelitian Italia yang baru, menemukan bahwa orang yang makan cabai secara teratur tampaknya memiliki risiko kematian yang lebih rendah daripada mereka yang menghindari bahan pedas ini.
Dilansir dari The Jakarta Post, Rabu, 18 Desember 2019, dipimpin oleh para peneliti dari Departemen Epidemiologi dan Pencegahan I.R.C.C.S. Neuromed di Pozzilli, Italia, studi baru ini berangkat untuk menyelidiki apakah cabai, yang merupakan bahan umum dalam masakan Italia dan diet Mediterania, dapat dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah pada mereka yang mengonsumsinya secara teratur.
Untuk penelitian ini, tim mengamati 22.811 orang dewasa yang tinggal di wilayah Molise di Italia yang berpartisipasi dalam studi Moli-sani.
Asupan cabai peserta diukur dengan menggunakan Kuesioner Frekuensi Makanan dan dikategorikan sebagai tidak ada / jarang konsumsi, hingga dua kali per minggu, tiga atau empat kali per minggu, dan lebih dari empat kali seminggu. Para peserta ini kemudian diikuti selama rata-rata delapan tahun.
Temuan yang dipublikasikan dalam Journal of American College of Cardiology (JACC), menunjukkan bahwa peserta yang makan cabai empat kali seminggu atau lebih, memiliki risiko meninggal 40 persen lebih rendah karena serangan jantung dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah atau jarang makan cabai. Selain itu, risiko meninggal akibat stroke lebih dari setengahnya.
Marialaura, penulis pertama publikasi ini mengatakan bahwa ini adalah fakta yang menarik. “Adalah bahwa perlindungan dari risiko kematian tidak tergantung pada jenis diet yang diikuti orang. Dengan kata lain, seseorang dapat mengikuti diet Mediterania yang sehat, orang lain dapat makan lebih sedikit sehat, tetapi bagi mereka semua cabai memiliki efek perlindungan,” demikian ditambahkan Marialaura.
Penelitian ini adalah yang pertama untuk menyelidiki apakah makan cabai dapat dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah pada populasi Eropa dan Mediterania, meskipun cabai telah dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah pada populasi Cina dan Amerika.
“Cabai adalah komponen mendasar dari budaya makanan kita,” kata peneliti Licia Iacoviello.
“Kami melihatnya tergantung di balkon Italia, dan dan bahkan digambarkan dalam perhiasan. Selama berabad-abad, properti yang bermanfaat dari semua jenis telah dikaitkan dengan konsumsinya, kebanyakan berdasarkan anekdot atau tradisi, jika bukan sihir. Penting sekarang penelitian berurusan dengan itu dengan cara yang serius, memberikan bukti yang kuat dan ilmiah. Dan sekarang, seperti yang telah diamati di Cina dan di Amerika Serikat, kita tahu bahwa berbagai tanaman spesies capsicum, meskipun dikonsumsi dengan cara yang berbeda di seluruh dunia, dapat mengerahkan tindakan perlindungan terhadap kesehatan kita,” ujar Licia Iacoviello.