CakapCakap – Cakap People! Kepala hak asasi manusia (HAM) PBB Michelle Bachelet pada Senin, 25 Juli 2022, mengutuk keras terhadap eksekusi empat aktivis demokrasi oleh junta militer Myanmar, meski ada seruan berulang-ulang oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan masyarakat internasional untuk menghentikan praktik hukuman mati.
“Saya kecewa bahwa terlepas dari seruan dari seluruh dunia, militer Myanmar melakukan eksekusi ini tanpa memperhatikan hak asasi manusia,” kata Bachelet.
“Langkah kejam dan regresif ini merupakan perpanjangan dari kampanye represif militer yang sedang berlangsung terhadap rakyatnya sendiri.”
Pada Senin, media pemerintah Myanmar melaporkan bahwa militer telah mengeksekusi empat orang, termasuk mantan anggota parlemen Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Phyo Zeya Thaw dan aktivis demokrasi Kyaw Min Yu, yang dikenal sebagai Ko Jimmy.
Setelah ditangkap tahun lalu, Ko Jimmy dan Phyo Zaya Thaw didakwa di bawah undang-undang kontra-terorisme dan dijatuhi hukuman mati pada 21 Januari.
Pengajuan banding mereka ditolak. Dua orang lainnya yang dieksekusi pada Senin, Hla Myo Aung dan Aung Thura Zaw, dinyatakan bersalah atas tuduhan pembunuhan, dan permohonan banding mereka juga ditolak.
Bachelet mengatakan eksekusi itu adalah yang pertama di Myanmar dalam beberapa dekade dan “merupakan pelanggaran kejam” terhadap hak seseorang untuk hidup, kebebasan, keamanan, dan pengadilan yang adil.
Dia menyerukan pembebasan segera semua tahanan politik dan lainnya yang ditahan secara sewenang-wenang, mendesak pemulihan moratorium hukuman mati de facto Myanmar.