CakapCakap – Cakap People! Kelelawar merupakan pembawa virus mematikan yang menyerang manusia seperti ebola, rabies, dan mungkin jenis virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan virus corona. Namun, virus ini tidak membunuh kelelawar tetapi manusia.
Kelelawar sangat bisa mentoleransi virus, dan hidup lebih lama dari mamalia darat berukuran serupa. Apa rahasia kelelawar bisa berumur panjang dan tahan terhadap virus?
Menurut para peneliti di University of Rochester di AS, umur panjang dan kapasitas kelelawar dalam mentoleransi virus mungkin berasal dari kemampuan mereka mengendalikan peradangan yang merupakan ciri khas penyakit dan penuaan.
Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Metabolism, profesor Vera Gorbunova dan Andrei Seluanov menggambarkan mekanisme yang mendasari kemampuan unik kelelawar.
Mereka meneliti bagaimana mekanisme itu dapat menjadi petunjuk untuk mengembangkan obat baru bagi penyakit pada manusia.
“Mungkin ada hubungan yang sangat kuat antara resistensi kelelawar terhadap penyakit menular dan umur panjang mereka. Kami juga menyadari kelelawar dapat memberikan petunjuk untuk terapi manusia yang digunakan untuk memerangi penyakit,” kata Gorbunova, sepertti dilansir Times Now News, Minggu, 12 Juli 2020.
Para ilmuwan, bersama dengan kolega Brian Kennedy, direktur Centre for Healthy Aging di National University of Singapore, membahas tentang kelelawar.
Tidak seperti manusia, kelelawar telah mengembangkan mekanisme spesifik yang mengurangi replikasi virus dan menambah kekebalan terhadap virus.
Hasilnya adalah keseimbangan yang menguntungkan; sistem kekebalan tubuh kelelawar mengendalikan virus tetapi pada saat yang sama, tidak meningkatkan respons peradangan yang kuat.
Faktor lain mungkin lingkungan mereka.
Banyak spesies kelelawar hidup di koloni yang besar, padat, dan saling berdekatan di langit-langit gua atau di pohon. Kondisi itu ideal untuk menularkan virus dan patogen lainnya.
“Kelelawar terus-menerus terpapar virus. Mereka selalu terbang keluar dan membawa kembali sesuatu yang baru ke gua atau sarang, dan mereka mentransfer virus karena mereka hidup dalam jarak yang begitu dekat satu sama lain,” kata Seluanov.
Karena kelelawar terus-menerus terpapar virus, sistem kekebalan tubuh mereka terus berlomba dengan patogen.
“Biasanya, pendorong terkuat dari sifat-sifat baru dalam evolusi adalah perlawanan dengan patogen.
“Berurusan dengan semua virus ini mungkin membentuk kekebalan dan umur panjang kelelawar,” jelas dia.
Peneliti berharap dengan mempelajari sistem kekebalan kelelawar akan memberikan target baru memerangi penyakit dan penuaan pada manusia.
Misalnya, kelelawar telah bermutasi atau sepenuhnya menghilangkan beberapa gen yang terlibat dalam peradangan; para ilmuwan dapat mengembangkan obat untuk menghambat gen-gen ini pada manusia.