CakapCakap – Cakap People! Pernahkah kamu bertanya-tanya bagaimana asal mula Presiden Joko Widodo mendapatkan nama panggilan ‘Jokowi’? Apakah kamu menduga itu adalah nama panggilan sejak kecil? Jawabannya adalah bahwa nama Jokowi itu diberikan oleh seorang pengusaha asal Prancis. Bagaimana bisa?
“Nama saya Joko Widodo, dipanggil Jokowi. Dan nama panggilan ini melekat bukanlah dari saya kecil, tapi semenjak mengenal Bernard Chene. Dia kawan saya. Orang Prancis,” demikian tulis Presiden Jokowi di akun Twitter resminya pada Minggu pagi, 10 November 2019. Tweet itu diunggah bersama dengan sebuah video Chene yang menjelaskan asal usul nama panggilan itu.
Nama saya Joko Widodo, dipanggil Jokowi. Dan nama panggilan ini melekat bukanlah dari saya kecil, tapi semenjak mengenal Bernard Chene. Dia kawan saya. Orang Prancis.
Simak kisahnya … https://t.co/AuAaJyMI4G pic.twitter.com/LKDQVsPn02
— Joko Widodo (@jokowi) November 10, 2019
“Di Prancis, kami terbiasa memiliki nama panggilan singkat, dan nama Joko Widodo terlalu panjang buat saya,” kata Chene dalam video itu. “Saya bertanya kepada beliau ‘jika Anda tidak keberatan, bolehkah saya memanggil ‘Jokowi’ saja?Dan begitulah awal ceritanya.”
Chene mengaku “sedikit senang” bahwa nama Jokowi yang awalnya hanya nama panggilan yang digunakan hanya di antara mereka berdua itu telah menjadi begitu populer.
Dalam video yang lebih panjang di Saluran YouTube resmi Jokowi, Chene juga menjelaskan bagaimana ia pertama kali bertemu Presiden.
Chene sering memiliki urusan bisnis meubel jati dengan paman Jokowi di Surakarta, Jawa Tengah, pada akhir 1990-an. Sekitar pertengahan 1999, Chene berada di Surakarta.
“Suatu hari pamannya memperkenalkan beliau, beliau saat itu lulusan kehutanan. Saya bertanya kepadanya apakah dia bisa membuat meubel jati, dengan mantap dijawab ‘ya, kenapa tidak?”. Kemudian beliau memperlihatkan beberapa contoh furnitur.” kata Chene. “Dari situ saya langsung percaya padanya dan kami mulai berbisnis bersama.”
Jokowi adalah lulusan dari fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta pada tahun 1985 dan menghabiskan dua tahun bekerja di perusahaan kertas milik negara yaitu PT Kertas Kraft Aceh sebelum kembali ke Surakarta untuk bekerja di perusahaan mebel pamannya Miyono, ‘Roda Jati’. Kemudian, ia memulai usaha mebelnya sendiri bernama ‘Rakabu’.
https://www.instagram.com/p/B3eH6CmB2gU/?igshid=1bna9x9lx2bbc
Chene menyatakan kagum dan terkesan dengan kebangkitan politik Jokowi yang dimulai dari Walikota, Gubernur hingga ke kursi Presiden.
Saat menjabat sebagai Presiden, Chene pernah diajak bertemu Presiden ketika berada di Paris. Chene mengaku tak yakin bisa bertemu dengan Jokowi lantaran telah menjadi Presiden. Faktanya, ia benar-benar tak menyangka diundang untuk bertemu.
Saat bertemu dengan Jokowi di Paris, pihak protokoler Presiden mengatakan bahwa dirinya hanya diberi waktu selama 25 menit untuk bertemu presiden, namun pertemuan tersebut berlangsung selama 1,5 jam lantaran Jokowi menahannya.
“Pada saat itu beliau memberi tahu saya “Bernard, saat ini saya bukan lagi sedang menjadi seorang presiden. Saat ini, saya adalah Jokowi dengan Anda, Anda Bernard, kita dapat berbincang tentang keluarga, bisnis kita, hubungan kita,””katanya. “Dan saat itu saya merasa Jokowi adalah saudara saya,” kata Chene.
Bernard Chene adalah warga negara Prancis yang menjadi mitra bisnis Jokowi sejak dulu. Melalui Bernard, Jokowi merambah ekspor meubel ke Eropa. Mereka kemudian menjadi sahabat. Kini, Bernard telah berusia 78 tahun. Ia masih bermukim di kota Sucy-en-Brie, di luar kota Paris.
Cakap People! Kamu bisa menyaksikan cerita Bernard Chene selengkapnya tentang ‘Jokowi’ lewat video di bawah ini: