in ,

Pandemi COVID-19 Bisa Meningkatkan Tingkat Demensia Global

Sekitar 15% orang dengan COVID-19 parah mengalami demensia setahun setelah meninggalkan rumah sakit, dan sekitar 26% mengalami gangguan kognitif ringan.

CakapCakapCakap People! Masalah dengan keterampilan mental seperti berpikir, mengingat, dan belajar sering terjadi setelah infeksi COVID-19 yang parah, menurut penelitian baru.

Efek jangka panjang dari COVID-19 ini dapat “secara signifikan meningkatkan demensia di seluruh dunia,” kata pemimpin studi Yan-Jiang Wang, MD, PhD, direktur Departemen Neurologi dan Pusat Ilmu Saraf Klinis di Rumah Sakit Daping di Chongqing, China, seperti dilansir WebMD, Rabu, 9 Maret 2022.

Penelitian, yang membandingkan tingkat demensia dan pendahulunya, gangguan kognitif ringan, pada orang yang pulih dari COVID-19 dengan orang yang tidak terinfeksi, sudah diterbitkan online pada Selasa, 8 Maret 2022 di JAMA Neurology.

Ilustrasi seseorang memakai masker. [Foto via Pixabay]

Para peneliti mengidentifikasi hampir 1500 orang berusia 60 dan lebih tua yang telah dirawat di rumah sakit karena COVID-19 di Wuhan, China, 260 di antaranya menderita penyakit parah, dan menindaklanjuti mereka 6 bulan hingga 1 tahun kemudian untuk menilai fungsi kognitif mereka. Para peneliti juga menilai fungsi kognitif lebih dari 400 pasangan dari orang-orang yang dirawat di rumah sakit yang tidak terkena COVID-19, sebagai kelompok pembanding.

Sebelum mereka terinfeksi COVID-19, tidak ada peserta penelitian yang memiliki masalah kognitif, gangguan neurologis atau riwayat keluarga demensia, atau penyakit jantung, hati atau ginjal yang parah atau kanker.

Setahun setelah meninggalkan rumah sakit, 12,5% penyintas COVID-19 mengalami masalah kognitif.

Demensia dan gangguan kognitif ringan secara signifikan lebih sering terjadi pada orang yang menderita COVID-19 parah daripada orang yang memiliki kasus yang tidak parah atau tidak terkena penyakit tersebut.

Sekitar 15% orang dengan COVID-19 parah mengalami demensia setahun setelah meninggalkan rumah sakit, dan sekitar 26% mengalami gangguan kognitif ringan.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Kurang dari 1% orang yang dirawat di rumah sakit dengan kasus COVID-19 yang tidak parah dan mereka yang tidak terkena penyakit tersebut mengembangkan demensia, dan sekitar 5% orang di setiap kelompok mengalami gangguan kognitif ringan.

Masalah kognitif umum terjadi ketika seseorang sakit dengan COVID-19. Namun, konsekuensi jangka panjang dari COVID-19 pada kemampuan mental masih belum jelas. Studi ini menambahkan informasi baru tentang perubahan kognisi para penyintas COVID-19, kata Wang.

Yang perlu diperhatikan, kata para peneliti, adalah fakta bahwa 21% orang dengan COVID-19 parah mengalami penurunan kognitif progresif, menunjukkan bahwa penyakit tersebut dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang pada kemampuan mental.

“Temuan ini menyiratkan bahwa pandemi dapat secara substansial berkontribusi pada beban demensia dunia di masa depan,” tambah mereka.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Infeksi COVID Baru Naik 46% di Seluruh Inggris

Angka Kasus COVID-19 Harian di Indonesia Berhasil Ditekan di Angka 16 Ribu