CakapCakap – Cakap People! Otoritas Palestina pada Senin, 4 Juli 2022, menolak tudingan melakukan “manipulasi” penyelidikan atas pembunuhan jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh.
Shireen Abu Akleh, 51 tahun, ditembak mati pada 11 Mei 2022 lalu saat meliput serangan militer Israel di dekat kamp pengungsi Jenin di Tepi Barat yang diduduki.
Sementara pejabat Palestina dan Al Jazeera menuduh Israel membunuh reporter itu, dan Tel Aviv membantah bertanggung jawab.
Pada hari Sabtu, 2 Juli 2022, otoritas Palestina mengatakan telah menyerahkan peluru yang membunuh Abu Akleh kepada tim Amerika Serikat (AS) untuk melakukan pemeriksaan forensik.
AS pada Senin, 4 Juli 2022, mengatakan bahwa tidak ada “kesimpulan pasti” tentang asal peluru. Namun, disimpulkan bahwa tembakan berasal dari posisi Israel, “kemungkinan [Israel] bertanggung jawab” atas kematian reporter itu.
“Kami tidak akan menerima tudingan yang mengatakan Palestina memanipulasikan hasil penyelidikan, dan akan melanjutkan keberatan di pengadilan internasional, khususnya Pengadilan Kriminal Internasional, karena Israel bertanggung jawab atas pembunuhannya dan harus menanggung konsekuensinya,” kata Juru bicara otoritas Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan pernyataan yang dikutip oleh kantor berita Wafa.
Abu Rudeineh “sangat menyesali” penyangkalan pemerintah Israel atas tanggung jawabnya atas kematian jurnalis, menyerukan pemerintah AS untuk mempertahankan kredibilitasnya dan meminta Israel bertanggung jawab penuh atas pembunuhan Abu Akleh.
Pada 26 Mei 2022, Jaksa Agung Palestina Akram al-Khatib mengumumkan bahwa pemeriksaan tubuh Abu Akleh mengkonfirmasi bahwa dia dibunuh oleh proyektil penusuk lapis baja yang ditembakkan langsung ke kepalanya oleh penembak jitu Israel.
Beberapa agen media terkemuka, termasuk Al Jazeera, CNN, Associated Press, Washington Post, dan New York Times, melakukan penyelidikan mereka sendiri, yang semuanya berakhir bahwa Abu Akleh terbunuh oleh peluru Israel.