CakapCakap – Cakap People! Dunia dikatakan ‘tidak siap’ untuk menghadapi serangan virus corona, demikian diungkapkan Kepala misi ahli internasional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk China, Bruce Aylward.
Dilansir dari The Daily Mail, Rabu, 26 Februari 2020, Bruce Aylward, yang memimpin misi gabungan WHO di China, mengatakan bahwa keberhasilan Beijing dalam menangani infeksi telah menidurkan negara-negara lain menjadi rasa aman yang salah.
Ia meminta negara-negara lain agar tak terlena atau merasa aman, tetapi harus berupaya lebih keras untuk bersiap menghadapi infeksi virus corona yang bisa datang sewaktu-waktu.
Dia berkata: “Anda harus siap untuk mengelola [wabah] ini pada skala yang lebih besar dan itu harus dilakukan dengan cepat, negara-negara harus berupaya keras untuk ‘siap seolah-olah ini akan menyerang kita besok”.
Puluhan negara kini berjuang melawan wabah virus corona, dengan Korea Selatan, Italia, Jepang, dan Iran termasuk yang paling parah terkena dampaknya.
Sejak wabah virus corona yang mematikan ini muncul di Wuhan akhir tahun lalu, kini telah menyebar, di mana sejauh ini sudah menewaskan lebih dari 2.700 dan menginfeksi 80.000 orang, dengan China daratan menderita akibat kasus tersebut yang paling parah.
Tetapi WHO telah mengonfirmasi bahwa epidemi sekarang telah ‘memuncak’ di China dan, meskipun jumlah kasus terus meningkat, itu berputar pada tingkat yang lebih lambat.
Aylward memuji langkah-langkah kuat yang diambil oleh Beijing, yang telah mengkarantina seluruh kota, membekukan perjalanan dan membangun rumah sakit baru dengan kecepatan tinggi.
Meskipun kasus virus corona merebak di seluruh daratan dan dunia yang lebih luas, Aylward memuji pemerintah China.
Dia berkata: “China tahu bagaimana menjaga orang agar tetap hidup dari COVID. Itu tidak akan terjadi di mana-mana di dunia. Ini adalah penyakit serius.”
Upaya Beijing menangani wabah dikatakannya memberi negara lain ‘rasa aman yang salah’, ia menambahkan: ‘Berapa banyak negara yang [saat ini] merencanakan tempat tidur rumah sakit, merencanakan ventilator dan kapasitas laboratorium untuk dapat mengelola ini?’, dia bertanya.
“Harus ada perubahan dalam pola pikir,” dia menegaskan. “Anda harus merencanakan.”
Namun sejauh ini, ia memperingatkan, bahwa negara-negara ‘sama sekali tidak siap’. Dia menyuarakan keprihatinan khusus bahwa negara-negara miskin dengan sistem perawatan kesehatan yang lemah adalah yang paling berisiko.
Aylward juga mengatakan temuan timnya di China tampaknya percaya pada teori yang beredar bahwa jumlah kasus yang terdeteksi hanyalah puncak gunung es dan bahwa banyak transmisi yang tidak terdeteksi sedang terjadi.
“Tidak banyak bukti tentang itu,” katanya.