in ,

Pakar Bilang Jangan Terfokus pada Gelombang Kedua COVID-19, Ini Alasannya

Dia mengatakan, saat ini bukanlah waktu yang tenang dan bukan waktu untuk lengah.

CakapCakapCakap People! Jeremy Rossman, dosen senior kehormatan di bidang Virologi dan Presiden Jaringan Bantuan Penelitian di Universitas Kent, Inggris mengungkapkan bahwa, dunia terlalu terfokus pada gelombang kedua pandemi COVID-19. Padahal, menurutnya, dunia belum keluar dari gelombang pertama pandemi virus itu.

“Saya pikir ini mengubah dialog, karena jika kita berbicara tentang gelombang kedua, ini menyiratkan bahwa kita sudah selesai atau kita menyelesaikan gelombang pertama dan bahwa kita akan memiliki periode tenang sampai semua tiba-tiba gelombang kedua menabrak kita, tetapi tidak ada yang benar,” ucap Rossman kepada Sputnik News, Senin, 22 Juni 2020, seperti dikutip WE Online.

Foto: IANS

“Kita saat ini berada di tengah-tengah gelombang pertama, kita masih akan berada di tengah-tengah gelombang pertama untuk sementara waktu, jumlah kasus masih tinggi, dan ini akan membutuhkan upaya yang konstan dan kewaspadaan yang konstan dari setiap orang untuk pastikan bahwa kami menjaga agar jumlah case tidak menurun,” sambungnya.

Dia mengatakan, saat ini bukanlah waktu yang tenang dan bukan waktu untuk lengah.

“Masalah kedua di sini adalah bahwa kita tidak tahu apakah akan ada kebangkitan (virus) di musim gugur,” ungkapnya.

Rossman menuturkan, dia dan banyak peneliti di Inggris, belum mengetahui seberapa musiman virus ini dan hanya tahu ada sedikit pengaruh perubahan tingkat kelembaban. Tetapi, jelasnya, virus ini tidak seperti flu, yang hanya akan kembali setiap musim gugur.

Dirinya menegaskan, COVID-19 adalah virus baru dan pandemi yang menyebar ke seluruh dunia terlepas dari musim apapun, virus ini tidak memiliki belas kasihan.

“Bahkan jika itu benar-benar menguat pada musim gugur dengan pengujian, penelusuran, orang yang mengambil tindakan pencegahan yang baik dengan penutup wajah dengan jarak fisik dengan cuci tangan, semua itu sangat efektif dalam memerangi penyakit sekarang pada gelombang pertama, jika kembali lagi, ini adalah perjuangan yang terus-menerus, tapi itu salah satu yang bisa kita tindak lanjuti,” ungkapnya.

Foto: CNN

Rossman lalu menyatakan, meski telah melakukan kebijakan yang cukup baik, Inggris masih jauh untuk bisa kembali ke kehidupan normal, seperti sebelum masa pandemi.

“Kekhawatiran saya adalah bahwa kita masih memiliki jalan panjang untuk memiliki tes yang kuat dan melacak infrastruktur dan bahwa jika orang-orang mulai kembali ke kehidupan normal tanpa mengenakan masker, tanpa memperhatikan jarak fisik, dan kebersihan tangan yang tepat, kita akan melihat kembali kebangkitan infeksi virus ini,” tukasnya.

SPUTNIK NEWS | WE ONLINE

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Meghan Markle dan Pangeran Harry Bakal Dibayar Rp 14,4 Miliar untuk Satu Kali Pidato

Pemuda Ini Berikan Napas Buatan untuk Selamatkan Neneknya yang Menderita COVID-19