CakapCakap – Cakap People! Studi mengungkapkan bahwa otak pasien COVID-19 mengalami penuaan yang mirip dengan individu usia 71 tahun atau lansia.
Infeksi COVID-19 berat tampak memicu terjadinya penuaan yang lebih cepat pada jaringan otak pasien. Berkaitan dengan hal ini, pasien yang sudah sembuh dari COVID-19 disarankan untuk mencari perawatan neurologis lebih lanjut.
Dampak COVID-19 terhadap penuaan jaringan otak ini ditemukan dalam sebuah studi terbaru dalam jurnal Nature Aging. Studi ini dilakukan dengan menganalisis 54 sampel jaringan otak dari jenazah pasien berusia 22-85 tahun yang meninggal akibat COVID-19 berat.
“Studi kami merupakan studi pertama yang menunjukkan bahwa COVID-19 berhubungan dengan tanda molekuler penuaan otak,” jelas peneliti dan instruktur patologi dari Beth Israel Deaconess Medical Center (BIDMC) dan Harvard Medical School, Maria Mavrikaki PhD, seperti dilansir WebMD, Selasa, 13 Desember 2022.
Selama studi berlangsung, tim peneliti membandingkan sampel jaringan otak dari pasien yang meninggal akibat COVID-19 dengan sampel jaringan otak dari individu berusia dan bergender sama yang tak memiliki riwayat penyakit neurologi atau kejiwaan.
Tim peneliti juga membandingkan sampel jaringan otak pasien yang memiliki kondisi COVID-19 berat dan penyakit Alzheimer dengan jaringan otak pasien penyakit Alzheimer tanpa riwayat COVID-19.
Perbandingan ini menunjukkan bahwa jaringan otak dari pasien yang meninggal akibat COVID-19 mengalami penuaan pada tingkat molekuler. Jaringan otak para pasien setidaknya setara dengan jaringan otak individu berusia minimal 71 tahun.
“Kami menemukan kemiripan yang jelas antara otak pasien dengan COVID-19 dan individu lansia,” ujar Dr Mavrikaki.
Dari analisis yang dilakukan, tim peneliti tak menemukan adanya keberadaan virus SARS-CoV-2 pada jaringan otak pasien di waktu kematian mereka. Akan tetapi, tim peneliti menemukan adanya pola peradangan yang berkaitan dengan COVID-19 pada jaringan otak pasien yang meninggal akibat COVID-19.
“Ini mengindikasikan bahwa peradangan ini mungkin berkontribusi pada terjadinya efek penuaan yang ditemukan pada otak pasien dengan COVID-19 dan long COVID,” lanjut peneliti lain dan postdoctoral research fellow dari BIDMC dan Harvard Medical School, Jonathan Lee PhD.
Berdasarkan temuan terbaru ini, tim peneliti menganjurkan orang-orang yang telah pulih dari COVID-19 untuk melakukan follow up neurologis lebih lanjut. Tim peneliti juga merekomendasikan upaya perbaikan faktor risiko untuk menurunkan atau menunda risiko patologi neurologis terkait penuaan dan penurunan kognitif.