Ini Deretan Alasan Wanita Memilih Pria Pemalu Menjadi Pendamping Hidup

Bagi seorang wanita, memilih pasangan hidup tidak semudah membeli kacang goreng pinggir jalan, termasuk bagaimana aku memilihmu tentu melalui pemikiran panjang. Kamu adalah sosok pria pemalu yang mulai menghantuiku sejak beberapa waktu lalu. Aku tak menyangka bahwa kamu adalah sosok yang digariskan oleh Sang Pencipta untuk menemani hari-hariku di masa sekarng hingga masa depan yang belum jelas di mana ujungnya.

Dari sekian banyak pria yang mulai mendekatiku kala itu, pilihan terakhirku jatuh padamu. Bukan karena kamu yang paling baik, bukan karena kamu yang paling rupawan, dan bukan juga karena kamu yang paling berada. Justru kamu tak memiliki semua itu, kamu hanyalah pria biasa yang hanya memiliki malu. Ya. Tabiatmu yang pemalu lah yang membuatku yakin bahwa kamu adalah satu-satunya yang tepat untuk menjadi pendampingku, dan ayah dari anak-anakku kelak.

Jika malu adalah sebagian dari iman, kamu yang pemalu tidak akan melakukan hal yang betentangan dengan keimananmu pada Sang Kholik

Entah siapa yang membisikkan padaku kala itu, hingga aku benar-benar memilihmu. Dengan pengetahuan agamaku yang masih rata-rata ini, aku sempat mempelajari bahwa malu adalah sebagian dari iman. Orang yang memiliki iman tak akan berbuat suatu hal yang mempermalukan diri sendiri dan kleuarga.

Berbekal dari itu aku yakin kamu adalah masa depan untukku, untuk keluarga kecil yang hendak kubangun denganmu

Jika untuk mendekatiku kamu menggunakan cara lama, bisa jadi ini adalah kali pertamamu mendekati seorang wanita

Aku sangat bangga ketika menjadi wanita pertamamu, aku sangat tersanjung ketika belum pernah ada seorang wanita pun yang pernah bersanding denganmu. Bukan karena kamu tak ada yang mau, namun karena pikiranmu karaktermu yang pemalu waktu itu memaksa dirimu untuk tak bermain-main dengan wanita manapun sebelum kamu mampu.

Aku yang sudah terlanjur begitu mudahnya berganti-ganti pasangan, merasa malu dan tak enak hati dengan dirimu yang menanggapku sebagai yang pertama. Namun aku berjanji, tak akan ada lagi pria yang mampu menggantikuan peranmu muai detik ini hingga waku kita harus berlalu.

Kamu yang pemalu tak akan mengandalkan apa yang dititipkan padamu untuk sekedar bermain-main dengan wanita atas dasar nafsu

Darimu aku mulai mengenal akhlak, darimu aku mulai mengenal martabat. Martabat keluarga yang harus dijunjung tinggi hingga akhir hayat. Kamu menggunakan rasa malumu untuk memutuskan tak bermain-main dengan wanita manapun atas dasar nafsu, sungguh berbeda dengan pria-pria lain di luar sana yang mungkin menjadikan nafsu sebagai senjata.

Kamu yang membuatku tersadar bagaimana berharganya seorang wanita, dan kamu yang selalu membuatku bergetar kala penghormatanmu pada wanita sama besar dengan penghormatanmu pada ibu.

Perasaanmu yang halus menyadarkanku bahwa dunia akan lebih mudah ditaklukkan dengan menggunakan cara halus

Dari kesuksesanmu menaklukkan dunia, aku tersadar bahwa dunia yang begitu keras dan sulit ini hanay bisa ditaklukkan dengan tekad dan kesabaran. Kamu sudah mmebuktikan bahwa kesabaranmu bebuah manis, untuk dirimu sendiri dan keluarag kecil kita.

Berbeda seklai denganku dulu yang bergitu bernafsu dan berambisi demi sebuah pencapaian. Kini aku tersadar, keluarga lebih penting dari sekedar pencapaian di dunia yang fana. Berkompromi dengan alam adalah cara terbaik untiuk melihat dunia dari sisi yang positif. Dan terima kasih, karena semua pelajaran berharga itu baru kudapat setelah aku mengenalmu.

Rasa kesalku yang tak tertahankan selalu kulampiaskan. Dan kamulah yang mau mendengarkan  segala pergulatan batin yang kurasakan

Pria pemalu, terima kasih karena selalu mau mendengar semua celotehku, semua cerita menyebalkanku, dan semua rasa kesal yang sering menghampiriku. Kamulah tempat paling nyaman untuk berbagai cerita, tanpa perlu banyak komentar. Melihat senyummu memperhatikan, sudah membuat perasaanku jauh lebih nyaman.