Jika manusia disodorkan dua hal yang berbeda, yakni gosip dan fakta, kira-kira mana yang bakalan disampaikan ke orang lain?
Tentu saja, akal sehat akan menjawab bahwa fakta lah yang bakalan disebarluaskan. Tapi, sayang sekali, kalau kamu berpendapat demikian. Adalah gosip atau rumor yang paling cepat disebarluaskan meski kenyataan di depan mata menunjukkan sebaliknya. Ini adalah pondasi psikologis manusia yang paling mendasar, yakni cenderung menyukai hal-hal baru dan yang sifatnya sensasional.
Hal inilah yang dipelajari oleh tiga orang peneliti asal Massachusetts Institute of Technology (MIT). Dan, mereka mendapati kalau berita yang keliru justru menyebar lebih cepat di media sosial seperti Twitter ketimbang berita yang nyata. Parahnya lagi, selisih kecepatan penyebaran ini begitu signifikan, bro. So, kalau kamu ingin terkenal, ciptakan rumor tentang dirimu.
Berdasarkan hasil temuan mereka, Sinan Aral, salah satu peneliti yang juga profesor di MIT Sloan School of Management, mengatakan kalau informasi yang sifatnya salah, berbau fitnah dan hoax menyebar lebih cepat dengan intensitas dan cakupan lebih dalam dan luas ketimbang informasi asli atau realita. Dan ini berlaku untuk semua jenis informasi, lho.
Lebih jauh lagi, penyebaran ini dilakukan oleh manusia, bukan oleh bot. Hal ini dipertegas oleh pernyataan Soroush Vosoughi, juga salah satu peneliti, kalau untuk melakukan kajian ini mereka menyingkirkan semua bot yang ada di dataset mereka. Apa yang membuat mereka terkejut adalah pola penyebaran dan kecepatan penyebaran antara berita salah dan benar begitu jauh.
Dalam penelitiannya, para peneliti ini mengkaji 126 ribu untaian berita baru yang beredar di Twitter yang secara kumulatif dicuitkan lebih dari 4,5 juta kali oleh kurang lebih 3 juta orang dari tahun 2006 ke 2017. Dan dari 126 ribu untaian berita tersebut, bidang politik menempati porsi paling tinggi dengan jumlah sekitar 45 ribu dan kemudian diikuti oleh urban legend, bisnis, terorisme, sains, hiburan dan informasi bencana alam. Yang lebih unik lagi, nih, gaes, info miring seputar politik ternyata lebih cepat menyebar dengan intensitas tinggi dibandingkan aneka berita dari bidang lainnya.
Berhubung Twitter merupakan salah satu bentuk sosial media, maka hasil penelitian ini bisa juga diterapkan pada media sosial lain termasuk facebook. Meski begitu, para peneliti ini tidak berani mengklaim dengan alasan kalau perlu dilakukan studi yang benar-benar seksama sebelum sampai pada kesimpulan ini.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:Waspada! 5 Aplikasi ini Menyedot Kuota Datamu dengan Cepat | Cakap Cakap