CakapCakap – Anak bangsa Indonesia punya kepedulian yang tinggi bagi perkembangan masyarakat. Buktinya, ada banyak inovasi yang dikembangkan oleh anak muda, setelah melihat kesulitan atau permasalahan yang mungkin muncul di sekitarnya. Salah satu yang baru-baru ini menjadi sorotan adalah munculnya aplikasi karya anak bangsa bernama Nyayur.id. Aplikasi ini tidak hanya dikenalkan di masyarakat Indonesia, tapi juga berlaga di ajang internasional.
Cakap People, aplikasi start-up digital pertama yang bergerak di bidang pertanian ini adalah salah satu terobosan yang baru di Indonesia. Dengan mengusung genre pertanian pintar atau smart agriculture, Nyayur.id berhasil lolos mewakili Indonesia sebagai finalis di Olimpiade Inovasi Teknologi (The Advanced Innovation Global Competition 2019). Kompetisi yang akan diikuti Nyayur.id ini akan dilaksanakan di Nanyang Technological University (NTU) Singapura pada 15-17 November 2019 mendatang.
Siapa anak muda yang berada dibalik inovasi ini? Mereka adalah Imam Pesuwaryantoro, Fajar Budi Laksono, dan Reynaldi Prasetya, yang merupakan peraih penghargaan Pemuda Pelopor Dispora Kota Bekasi. Aplikasi Nyayur.id ini akan memberikan pelayanan di bidang perbelanjaan sayur. Dengan aplikasi yang praktis, Nyayur.id mentransofrmasikan transaksi tradisional atau manual ke dalam sistem. Beberapa fitur yang ada di dalamnya adalah custom order, garansi kualitas premium, hingga garansi ketidakpuasan dengan pengembalian uang.
Hingga kali ini, aplikasi Nyayur.id sudah diunduh oleh kurang lebih 10 ribu pengguna, dari Google PlayStore. Sebagai pilot project, Nyayur.id mengembangkan jejaring di Kota Salatiga. Setelah itu, mereka akan mengembangkan jejaring di banyak kota di Indonesia, dimulai dari Bogor, Bekasi, dan Surabaya. Dalam pemaparannya, Imam sangat optimis bahwa Nyayur.id mampu memberikan solusi terbaik untuk menjaga stabilitas harga bahan pokok.
Dengan motto “Smart Agriculture. From Bekasi to The World”, Nyayur.id mantap berlaga di ajang AIGC-SINGAPORE pada November 2019 mendatang. Selain perwakilan dari Bekasi ini, akan ada sekitar 200 negara dan 10 ribu inovator dunia, yang akan mempresentasikan karya Internet of Things (IoT,) e-commerce, big data, dan Karsa Cipta lainnya. Imam beserta Fardhan Adharizal bahkan tahun lalu pernah membuat aplikasi pemantau penggunaan listrik harian bernama Listriku, yang bahkan sudah memenangkan perlombaan inovasi digital tingkat dunia, yang diselenggarakan di Republik Korea, bulan November 2018 lalu.