in ,

Nigeria Bakal Hancurkan Satu Juta Vaksin COVID-19 yang Kadaluwarsa

Kurang dari 4% orang dewasa di negara terpadat di Afrika itu telah divaksinasi lengkap.

CakapCakapCakap People! Nigeria akan menghancurkan sekitar satu juta vaksin COVID-19 yang kadaluwarsa. Demikian disampaikan oleh Faisal Shuaib, kepala Badan Pengembangan Perawatan Kesehatan Primer Nasional (NPHCDA), pada Senin, 13 Desember 2021, menambahkan bahwa pihaknya bekerja dengan regulator obat NAFDAC untuk menetapkan tanggal pemusnahan vaksin tersebut.

Reuters melaporkan, Menteri Kesehatan Nigeria Osagie Ehanire mengatakan pekan lalu beberapa dosis COVID-19 yang disumbangkan oleh negara-negara Barat memiliki masa simpan yang tersisa hanya beberapa minggu, menambah tantangan negara itu dalam memvaksinasi rakyatnya.

Kurang dari 4% orang dewasa di negara terpadat di Afrika itu telah divaksinasi lengkap. Nigeria memiliki lebih dari 200 juta penduduk.

Faisal Shuaib, ED/CEO Badan Pengembangan Perawatan Kesehatan Primer Nasional saat wawancara dengan Reuters di Abuja, Nigeria 31 Maret 2021. [Foto: REUTERS/Afolabi Sotunde]

Shuaib mengatakan negara itu telah menerima vaksin dengan umur simpan pendek dari negara-negara donor internasional dalam upaya untuk menggunakannya dengan cepat dan memberikan beberapa tingkat perlindungan untuk Nigeria karena kelangkaan vaksin di masa lalu.

Shuaib mengatakan Nigeria tidak akan lagi menerima vaksin dengan umur simpan yang pendek, mengutip keputusan komite presiden.

Ilustrasi vaksin COVID-19. [Foto: Reuters]

Pekan lalu, Reuters melaporkan bahwa sekitar satu juta vaksin COVID-19 diperkirakan telah kedaluwarsa di Nigeria bulan lalu tanpa digunakan.

Namun, direktur vaksin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Kate O’Brien mengatakan dalam sebuah pengarahan pada hari Kamis, proporsi dosis yang terbuang lebih kecil di negara-negara yang menerima dosis melalui COVAX daripada di banyak negara berpenghasilan tinggi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

G7 Peringatkan Rusia Soal ‘Konsekuensi Besar’ Jika Ukraina Diserang

Inggris Laporkan Kematian Pertama dari Kasus Varian Omicron