CakapCakap – Duka kembali menyapa Indonesia, Cakap People. Musibah tsunami yang menghancurkan sebagian tepi pantai Anyer di Selat Sunda beberapa waktu lalu memang menjadi duka mendalam masyarakat Indonesia. Bahkan, dikabarkan bahwa tsunami tersebut memang tidak terpantau secara jelas melalui BMKG yang kemudian merilis pernyataan tersebut.
Bencana tsunami yang turut merenggut nyawa para personel band Seventeen ini diberitakan memang dikarenakan adanya erupsi pada gunung Anak Krakatau. Bahkan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati juga menjelaskan bahwa erupsi gunung Anak Krakatau yang terjadi pada Sabtu malam, 22 Desember 2018 lalu tersebut sempat disusul oleh gempa berkekuatan 3,4 SR.
Gempa inilah yang kemudian memicu longsorang bawah laut hingga 64 Ha. Pergerakan akibat longsor berikutnya menimbulkan tsunami yang terjadi malam tersebut. Ternyata pemicu kejadian tsunami di Selat Sunda tersebut hampir sama dengan apa yang pernah terjadi sekitar 73 ribu tahun yang lalu.
Penelitian yang dilakukan pada tahun 2015 menyebutkan bahwa pernah terjadi tsunami di Afrika Barat yang dikarenakan letusan gunung Fogo. Pada tahun tersebut, terjadi tsunami raksasa yang tingginya bahkan mencapai 800 kaki atau 243 meter yang melanda Pulau Santiago dengan jarak 30 mil.
Gunung Fogo yang memiliki tinggi sekitar 2.829 mdpl tersebut pernah meletus dan menyebabkan kerusakan parah pada Pulau Santiago. Bencana yang disinyalir terjadi pada maza prasejarah ini bahkan menghancurkan pulau yang berada di 48 kilometer jaraknya.
Para ahli kemudian sepakat bahwa memang erupsi atau kolaps yang disebabkan oleh Gunung berapi bisa menimbulkan tsunami raksasa. Namun, kejadian semacam ini jarang terjadi dan sebagai manusia yang sudah “melek” teknologi, harus bisa mempertimbangkan kemungkinan ini.
Dari beberapa penelitian juga menyebutkan bahwa ada beberapa gunung berapi yang pada masa prasejarah pernah mengakibatkan tsunami raksasa. Seperti Gunung Etna yang berada di Italia, Kepulauan Hawaii, Pulau Reunion di Samudra Hindia dan beberapa lainnya meskipun masih sedikit bukti yang ditemukan terkait hal tersebut.
Well, Cakap People semua musibah bencana alam ini memang bisa dijelaskan secara ilmiah dan sedikit banyak ada beberapa tanda yang bisa dilihat dari alat pendeteksi. Sehingga sudah jadi satu hal yang wajib bagi kita semua untuk berhati-hato saat berada di kawasan-kawasan yang rawan tsunami.