CakapCakap – Teknologi artificial intelligence (AI) atau juga dikenal sebagai kecerdasan buatan terus berkembang dan diaplikasikan di banyak bidang, terutama pada perangkat dengan basis teknologi canggih lho, Cakap People. Namun tidak hanya itu, belakangan ini kecerdasan buatan juga sudah mulai banyak dipakai untuk mengembangkan kecanggihan militer. Amerika Serikat termasuk salah satu negara di dunia yang sangat tertarik untuk mengembangkan proyek militer mereka dengan teknologi canggih ini.
Bahkan menurut laporan MediaIndonesia.com belum lama ini, Departemen Pertahanan AS baru saja menyiapkan dana hingga mencapai 2 miliar dolar AS, atau setara dengan jumlah Rp 30 triliun untuk mengembangkan proyek kecerdasan buatan untuk militer mereka. Proyek itu pun akan melibatkan DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency), salah satunya dalam membuat mesin yang mampu berpikir dan berkomunikasi seperti manusia, diungkap oleh Director DARPA Steven Walker.
DARPA sendiri sudah memiliki beberapa proyek dengan kecerdasan buatan, di mana mesin akan bisa menjadi rekan manusia untuk membantu membuat kesimpulan dan memberikan penjelasan detail. Sementara Pemerintah AS tertarik pada teknologi kecerdasan buatan ini, yang memungkinkan mesin untuk mengidentifikasi video, audio dan gambar berbahaya. Sebelumnya, dikabarkan pula bahwa Pentagon juga sedang mengembangkan program rahasia dengan menggunakan teknologi hebat ini.
Dilaporkan Sindonews.com beberapa waktu lalu, bahwa teknologi kecerdasan buatan itu digunakan untuk memprediksi dan medeteksi peluncuran rudal musuh. Selain itu, Departemen Pertahanan AS juga sempat menjalin kerja sama dengan Google untuk Project Maven, yang dapat memungkinkan teknologi kecerdasan buatan membantu meningkatkan target serangan pada pesawat tanpa awak. Namun, rencana itu pun mendapat protes dari para karyawan Google, sehingga akhirnya dibatalkan.
Sejumlah kritikan memang telah muncul di mana-mana terkait pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan dalam militer. Jauh sebelumnya, Cina juga sudah mengembangkan teknologi ini untuk militer mereka, yang kemudian dinilai oleh banyak orang sebagai sebuah tindakan kontroversial. Pasalnya, program ini sama saja dengan membiarkan mesin mengambil alih tugas manusia untuk melakukan analisis militer dan mengambil keputusan terkait senjata yang bisa membahayakan manusia lainnya. Wah, ngeri juga ya Cakap People. [ED/RM]
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!