CakapCakap – Cakap People! Sejumlah negara Arab seperti Arab Saudi, Qatar, Oman, Mesir, Aljazair, Lebanon, dan Libya merilis pernyataan resmi mengutuk serangan Israel terhadap Rumah Sakit Al-Ahli Arabi Baptist di Gaza pada Rabu 18 Oktober 2023. Serangan ini menewaskan sedikitnya 500 orang, termasuk anak-anak.
Kementerian Luar Negeri Saudi mengatakan “mengutuk keras kejahatan keji yang dilakukan oleh pasukan pendudukan Israel dengan mengebom rumah sakit, hingga menyebabkan kematian ratusan warga sipil, termasuk anak-anak serta melukai orang-orang”.
Dalam pernyataannya, Arab Saudi dengan tegas menolak serangan brutal itu dan meminta masyarakat internasional untuk berhenti menerapkan standar ganda terkait praktik kriminal Israel.
Sementara Kementerian Luar Negeri Qatar menggambarkan pemboman rumah sakit tersebut sebagai “pembantaian brutal dan kejahatan keji terhadap warga sipil yang tidak berdaya.”
Qatar juga mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap ketentuan hukum internasional dan hukum humaniter internasional.
“Perluasan serangan Israel di Gaza yang mencakup sasaran sipil, termasuk rumah sakit, sekolah, dan pusat populasi, dianggap sebagai peningkatan yang berbahaya dalam konfrontasi dan menandakan konsekuensi yang mengerikan bagi keamanan dan stabilitas kawasan,” kata Kemlu Qatar.
Kementerian Luar Negeri Oman menyatakan kecamannya atas pemboman RS Baptist dan menekankan bahwa insiden itu adalah kejahatan perang.
Kantor Kepresidenan Aljazair juga mengutuk serangan yang disengaja terhadap rumah sakit di Gaza oleh pasukan pendudukan.
Perdana Menteri Lebanon Najib Mikati juga mengecam tindakan tersebut, yang menyebabkan jatuhnya ratusan martir di RS Baptist di Gaza akibat kejahatan Israel. Dia mengecam “hati nurani dunia” yang dianggap diam terhadap ketidakadilan.
Di Libya, kepala Pemerintahan Persatuan Nasional Abdul Hamid Dbeibeh, mengatakan bahwa dijadikannya RS Baptist sebagai target oleh pasukan pendudukan Israel adalah kejahatan brutal.
Uni Emirat Arab dan Bahrain, keduanya menjalin hubungan dengan Israel melalui Abraham Accords pada 2020, mengutuk serangan yang terjadi saat Israel mengepung Gaza.
“Uni Emirat Arab mengutuk keras serangan Israel… yang mengakibatkan kematian dan cederanya ratusan orang,” kata kantor berita resmi UEA, WAM, pada Rabu pagi.
Kementerian Luar Negeri Bahrain “menyatakan kecaman dan kecaman keras Kerajaan Bahrain atas pemboman Israel”, kata Kantor Berita Bahrain.
Maroko, negara lain yang mengakui Israel pada 2020, juga menyalahkan Israel atas serangan tersebut, begitu pula Mesir, yang menjadi negara Arab pertama yang menormalisasi hubungan pada 1979.
Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi mengutuk keras “pemboman Israel” terhadap rumah sakit Ahli Arab, yang menyebabkan “kematian ratusan korban tak berdosa” di antara warga Palestina di Gaza.
Dia menyebut “pengeboman yang disengaja” itu merupakan “pelanggaran nyata terhadap hukum internasional”.
Sebelumnya pada Selasa, Juru Bicara Kementerian Kesehatan di Gaza, Ashraf Al-Qudra, mengatakan kepada Anadolu bahwa lebih dari 500 warga Palestina tewas akibat pemboman Israel.
Serangan itu adalah bagian dari konfrontasi Israel dengan kelompok Hamas Palestina dan faksi lainnya. Israel terus melancarkan serangan intensif di Gaza selama 12 hari dan memutus aliran air, listrik, makanan, dan obat-obatan ke Jalur Gaza. Setidaknya 3.300 warga Palestina tewas sejak serangan pada 7 Oktober, sementara 11 ribu lainnya terluka.
Hal ini memicu peringatan lokal dan internasional akan adanya bencana kemanusiaan yang terjadi bersamaan dengan serangan dan penangkapan yang dilakukan Israel di kota-kota besar dan kecil di wilayah pendudukan Tepi Barat.
ANADOLU | FRANCE24 | TEMPO