CakapCakap – Spesies kumbang baru diberi nama yang terinspirasi dengan sosok Greta Thunberg. Masih ingat bukan dengan sosok remaja fenomenal asal Swedia ini, Cakap People? Greta Thunberg sendiri adalah salah seorang aktivitas lingkungan yang peduli dengan adanya perubahan iklim yang pengaruhi alam.
Adapun pemberian nama ini juga merupakan bentuk dari penghargaan bagi aktivis muda yang baru berusia 16 tahun asal Swedia yang satu ini oleh sang penemu spesies kumbang. Greta Thunberg sendiri memiliki kontribusi yang luar biasa dalam meningkatkan kesadaran orang-orang terkait atas perubahan iklim di dunia.
Adapun kumbang tersebut merupakan spesies yang tak memiliki mata dan juga sayap dengan panjang tubuhnya kurang dari 1 milimeter. Kumbang ini masuk ke dalam keluarga Ptiliidae yang merupakan kelompok kumbang dengan ukuran kecil di dunia. Nama yang diberikan untuk kumbang tersebut adalah Nelloptodes Greate.
“Saya pilih nama ini karena saya sangat kagum dengan apa yang dilakukan aktivitas muda ini dan ingin memberikan penghargaan terhadap kontribusi luar biasanya dalam meningkatkan kesadaran terhadap isu lingkungan,” ujar peneliti Natural History Museum yakni Dr. Michael Darby seperti yang dilansir dari Kumparan.
Kumbang yang satu ini pertama kali ditemukan pada tahun 1965 yang lalu oleh seorang ahli alam yang bernama Dr. William C Block di Nairobi, Kenya. Temuannya atas kumbang ini lantas didonasikan ke Natural History Museum tahun 1978 dan dilihat oleh Dr. Darby saat ia mempelajari koleksi yang ada di dalam museum tersebut.
“Jadi pantas untuk menyebutkan salah satu penemuan terbaru setelah seseorang yang telah bekerja keras untuk memperjuangkan dunia dan melindungi spesies yang rentan,” ucap Barclay dilansir dari Kompas.
Menurutnya adalah hal yang wajar untuk memberikan nama pada sesuatu yang baru dan terinspirasi dari seseorang yang telah bekerja keras untuk lingkungan sekaligus berusaha melindungi spesies yang terancam.
Thunberg sendiri merupakan sosok yang baru saja dinominasikan untuk mendapatkan penghargaan Nobel dalam kategori Perdamaian untuk tahun 2019. Sayangnya, ia gagal dalam memenangkan penghargaan tersebut karena pada akhirnya penghargaan bergengsi ini jatuh pada Abiy Ahmed yang juga merupakan Perdana Menteri Ethiopia.