in ,

Mutasi Virus Corona Menyebar pada Hewan Cerpelai dan Manusia, Ini Kata WHO!

Maria van Kerkhove, Kepala Teknis WHO untuk COVID-19 dalam sebuah briefing di Jenewa pada hari Jumat, 6 November 2020, mengatakan, penularan virus corona baru antara hewan dan manusia “menjadi perhatian”.

CakapCakapCakap People! Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedang mengamati biosekuriti di sekitar peternakan cerpelai di negara-negara di seluruh dunia untuk mencegah “kejadian limpahan wabah virus corona baru” lebih lanjut. Hal itu dilakukan WHO setelah Denmark memerintahkan pemusnahan cerpelai secara nasional karena wabah infeksi virus corona menyerang peternakan hewan berbulu tersebut.

Reuters melaporkan, Maria van Kerkhove, Kepala Teknis WHO untuk COVID-19 dalam sebuah briefing di Jenewa pada hari Jumat, 6 November 2020, mengatakan, penularan virus corona baru antara hewan dan manusia “menjadi perhatian”.

Namun, dia menambahkan: “Mutasi (pada virus) adalah normal. Jenis perubahan pada virus ini (corona baru) adalah sesuatu yang telah kami lacak sejak awal”.

Cerpelai. [Foto: Net]

Risiko penularan virus corona jauh lebih rendah pada hewan ternak selain cerpelai, yang tampaknya jauh lebih rentan terhadap infeksi, kata pakar kedua dari WHO tersebut.

“Kami bekerja dengan kantor regional (WHO), di mana ada peternakan cerpelai, dan melihat biosekuriti dan untuk mencegah kejadian limpahan,” kata van Kerkhove.

Denmark mengatakan pekan ini, berencana untuk memusnahkan seluruh populasi cerpelai dan mengumumkan langkah-langkah penguncian baru yang ketat di bagian Utara untuk mencegah virus corona yang bermutasi menyebar pada hewan dan manusia.

Ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa mutasi virus corona dapat memengaruhi potensi kemanjuran vaksin COVID-19 yang sedang dalam pengembangan.

Soumya Swaminathan, Kepala Ilmuwan WHO, menyatakan, terlalu dini untuk mengambil kesimpulan tentang implikasi mutasi pada virus yang ditemukan di cerpelai.

“Kita perlu menunggu dan melihat apa implikasinya, tetapi saya tidak berpikir kita harus mengambil kesimpulan tentang apakah mutasi khusus ini akan memengaruhi kemanjuran vaksin,” ujarnya.

“Kami tidak memiliki bukti apa pun saat ini bahwa itu akan terjadi,” imbuh dia.

Strain Mutasi

Institut Serum Negara Denmark, yang menangani penyakit menular, menyebutkan, strain virus corona SARS-CoV-2 yang bermutasi telah ditemukan pada 12 orang dan di 5 peternakan cerpelai.

Kerkhove mengatakan, keputusan Denmark untuk memusnahkan cerpelai ditujukan untuk mencegah pembentukan “reservoir hewan baru untuk virus corona”.

Mike Ryan, Pakar Kedaruratan Utama WHO, mengatakan WHO akan menyelesaikan penilaian risiko insiden tersebut dan membaginya dengan anggota WHO dalam beberapa jam.

Ilustrasi virus corona. [Foto: Reuters]

Virus corona baru diperkirakan pertama kali melompat dari hewan ke manusia di China, mungkin melalui kelelawar atau hewan lain di pasar makanan di Wuhan. Meskipun, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab.

Mamalia lain telah diketahui terjangkit virus corona, seperti kucing. Yang lainnya, tikus dan musang, sengaja terinfeksi untuk penelitian medis.

“Selalu ada potensi bahwa ini bisa kembali ke manusia,” kata Ryan.

“Itu mengkhawatirkan karena spesies mamalia seperti cerpelai adalah inang yang sangat baik dan virus dapat berevolusi di dalam spesies tersebut terutama jika mereka dalam jumlah besar dan saling berdekatan,” ungkapnya.

Tetapi, Ryan menambahkan, hewan ternak lainnya, seperti babi dan unggas, memiliki biosekuriti yang “sangat ketat” untuk mencegah virus melompati penghalang spesies.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Indonesia Janji Dukung Investigasi KPK Inggris Atas Dugaan Suap dalam Kesepakatan Garuda-Bombardier

Maradona Tetap Dirawat di RS Karena Mengalami Kebingungan Pasca Operasi Otak