Mulai Besok, Jepang Tutup Tokyo Disneyland dan Disneysea Theme Park Hingga 15 Maret Mendatang

CakapCakap – Cakap People! Jika kamu akan bepergian ke Jepang dalam waktu dekat maka kamu harus memperhatikan bahwa kedua resor Disney, Disneyland, dan DisneySea di Tokyo akan ditutup hingga Minggu, 15 Maret 2020 karena kekhawatiran akan virus corona. Menurut laporan Channel News Asia, langkah ini diambil untuk membatasi penyebaran virus.

Operator Oriental Land mengatakan, “Tokyo Disneyland dan Tokyo DisneySea telah memutuskan untuk melanjutkan dengan penutupan yang luar biasa mulai Sabtu, 29 Februari 2020, hingga Minggu, 15 Maret.” Mereka berharap akan kembali membuka operasi mulai 16 Maret tetapi tergantung pada perkembangan kondisi nantinya.

“Saat ini, kami berencana untuk membuka kembali pada 16 Maret. Tapi kami akan memutuskan kapan akan dibuka dengan melihat situasi dan perkembangannya. Kami juga akan berkonsultasi dengan lembaga (resmi) terkait, “kata juru bicara kepada AFP. Mereka akan mengembalikan uang kepada pemegang tiket berdasarkan kebijakan mereka.

Kedua taman ini menyambut lebih dari 30 juta pengunjung per tahun dan tetap menjadi beberapa tujuan wisata paling populer di Tokyo. Jepang sedang meningkatkan langkah-langkahnya untuk mencegah wabah ini karena mereka memiliki lebih dari 200 kasus infeksi yang telah dikonfirmasi dan setidaknya sembilan kematian di negara tersebut sejauh ini.

Kamis malam, 27 Februari 2020, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, mengatakan bahwa mereka akan menutup sekolah di seluruh negeri selama satu bulan, pengumuman yang cukup mengejutkan. Dia menyarankan warganya untuk bekerja dari rumah, menghindari pulang pergi pada jam-jam sibuk dan menghindari pertemuan besar juga.

Sebelum ini, taman hiburan Disneyland di Shanghai dan Hong Kong telah ditutup sejak akhir Januari dan bisnis pariwisata di mana-mana terpukul akibat ketakutan Covid-19.

Taman hiburan di Jepang bukan satu-satunya hal yang kena dampak oleh Covid-19, tetapi ada pembicaraan bahwa Olimpiade Tokyo juga berpotensi dibatalkan.

Seperti diketahui, hingga Jumat, 28 Februari 2020, ada lebih dari 83.000 kasus di seluruh dunia, termasuk lebih dari 2.850 kematian. Sebagian besar angka tersebut terjadi di daratan China, yang telah melaporkan 78.824 kasus dan 2.788 kematian.