in

Mitos Seputar Makanan Ini Bikin Orang Jadi Salah Paham, Apa Saja?

CakapCakap – Makanan merupakan satu di antara sekian banyak kebutuhan pokok manusia. Sehingga, setiap orang pasti memerlukan makan guna bertahan hidup. Namun, di dunia ini beredar cukup banyak jenis makanan. Sehingga, Cakap People harus memilih ragam makanan yang berdampak baik bagi tubuh. Sebab, pemenuhan nutrisi dalam tubuh dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi aneka makanan tersebut.

Tetapi, ada beberapa mitos yang berkembang seputar makanan. Mitos tersebut sering membuat orang jadi salah paham dan punya pikiran salah. Ada beberapa mitos seputar makanan yang ramai beredar di tengah masyarakat, apa saja? Berikut ulasan lengkapnya!

1. Kanker bisa dipicu oleh daging merah

Konsumsi daging merah secara berlebihan kurang baik via Food.detik.com

Berbekal penelitian pada 1986 silam menunjukkan sebuah uji coba yang dilakukan pada tikus. Di mana tikus tersebut diberikan makan berupa amina heterosiklik, yang merupakan senyawa hasil mengonsumsi daging dengan takaran banyak. Nyatanya hal tersebut dapat mengembangkan sel kanker pada tikus. Padahal realita serupa belum tentu akan terjadi pada manusia. Bahkan, ahli kesehatan menganjurkan guna mengonsumsi daging asalkan dengan porsi yang wajar dan tak berlebih. Sebab, dapat memicu penyakit lain. Tetapi tak secara spesifik menyebutkan jika penyakit lain itu berupa kanker.

2. Ubi lebih sehat daripada kentang putih

Ubi VS Kentang via Hellosehat.com

Orang-orang di luar negeri mengenal dua macam kentang, yakni white potato atau kentang biasa dengan sweet potato atau ubi. Lantas yang jadi pertanyaan, manakah jenis yang lebih sehat? Mayoritas orang menganggap jika ubi lebih unggul dari segi kesehatan, sebab nutrisi di dalamnya lebih banyak serta tak akan mengakibatkan kegemukan.

Padahal, realitanya ubi punya kandungan vitamin A dan serat yang banyak. Sementara kentang biasa kaya akan kandungan potasium, zat besi dan magnesium. Keduanya pun sama-sama memiliki indeks glikemik yang rendah dan gizinya baik. Namun, harus menggunakan cara pengolahan yang tepat.

3. Makanan berprotein tinggi bisa rusak ginjal

Jenis makanan dengan kandungan tinggi protein via Hellosehat.com

Pernah mendengar mitos seputar makanan berikut ini? Menurut penelitian di tahun 1983 menyebutkan jika konsumsi makanan dengan kandungan tinggi protein dapat memicu peningkatan filtrasi glomerulus atau GFR yang hendak disaring organ ginjal. Alhasil, ginjal bisa bekerja jauh lebih keras dibanding biasanya. Tetapi, 20 tahun kemudian ada penelitian yang menyebutkan apabila makanan dengan kandungan protein tinggi memang dapat memacu peningkatan GFR namun tak sampai di tahap yang berbahaya bagi ginjal. Namun, belum ada penelitian lanjutan mengenai porsi makanan kaya protein yang dapat merusak ginjal. Oleh karena itu, kamu disarankan untuk mengonsumsi makanan protein sesuai kebutuhan saja.

Jadi, sebenarnya konsumsi beberapa makanan di atas masih bisa kamu lakukan Cakap People. Asalkan, porsinya diperhatikan. Jangan terlalu berlebihan dalam mengonsumsi sesuatu, sebab apa-apa saja yang berlebihan memang tidak baik. Sama halnya jika kamu terlalu berlebihan dalam mencintai seseorang, maka besar potensi untuk disakiti dan disia-siakan bukan? Begitu pula dengan porsi makan!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Restoran Ini Jadi yang Pertama Sediakan Daftar Menu Braille Bagi Pelanggan Tuna Netra

Trik Mengendarai Mobil Matik Bagi Kaum Pemula, Simak yuk!