Kisah yang memilukan datang dari salah seorang warga binaan Lapas Watampone yang tidak diperbolehkan melayat ke rumah padahal anaknya yang bernama Alga telah meninggal dunia akibat sakit.
Kondisi tersebut membuat pihak keluarga terpaksa membawa jenazah Alga ke Lapas Kelas II A Watampone menggunakan mobil ambulans. Sejak berita ini diturunkan, identitas sang ayah tersebut juga belum diketahui lebih jelasnya. Bahkan ketika jenazah sang anak tiba di Lapas, ia hanya diperbolehkan menemui jenazah buah hatinya tersebut di depan Kantor Lapas Watampone.
Dalam sebuah video yang diunggah oleh akun Facebook bernama Dhudy Fotograf pada Jumat 16 Maret 2018, tampak dalam video tersebut sang ayah langsung menggendong jasad anaknya yang telah dibungkus dengan kain kafan.
Dalam video unggahannya tersebut, akun Facebook Dhudy Fotograf menuliskan kata-kata yang menuliskan peluk tangisan di Lapas Watampone serta mengungkapkan agar bersabar karena mayat Alga hanya bisa dibawa di Lapas.
Semenjak diunggah, video tersebut langsung viral dan menuai banyak komentar dari para netizen hingga mencapai 242 komentar lalu sudah dibagikan pula sebanyak 620 kali hingga berita ini diturunkan.
Dengan semakin banyaknya netizen yang mengetahui video unggahan tersebut ternyata justru menuai kemarahan dari para netizen yang sudah menyaksikan video tersebut. Tak sedikit netizen yang berkomentar merasa iba dengan ayah dalam video tersebut yang tidak diperbolehkan keluar untuk bertemu dengan jenazah anaknya.
Bahkan ada pula netizen yang berkomentar kejadian tersebut terjadi kemungkinan kurang uang pelicin sebagai izin untuk mengantarkan jenazah anaknya ke kuburan. Ada juga netizen yang marah hingga akhirnya membawa HAM dalam peristiwa yang cukup menyedihkan ini. Bahkan yang lebih parahnya lagi ayah dalam video tersebut juga hanya diperbolehkan bertemu jenazah anaknya dari depan kantor Lapas.
Meskipun saat ini berita tersebut semakin viral tetapi hingga berita ini diturunkan, Lukam Amin selaku Kepala Lapas Watampone maupun Azhar selaku Humas Lapas Watampone keduanya belum memberikan respon ketika dihubungi. Semoga kejadian ini bisa memberikan pelajaran bagi semua pihak yang terkait agar menerapkan kebijakan serta peraturan tanpa mengabaikan HAM.