in ,

Miris, Atap Rumah Bocor Cukup Ditambal Bungkus Mie Sampai Karung Pupuk

Sebuah rumah milik Bongga Ma’dika (76) beserta istrinya Utan (73) yang berada di Dusun Tanete, Desa Sepakuan, Balla, Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat kondisinya kini sudah lapuk karena termakan oleh usia. Rumah yang berukuran 3×4 meter tersebut memiliki tiang serta dinding yang mulai condong.

Agar rumah tersebut tidak ambruk akhirnya diberi penyangga potongan bambu di sana sini. Memang jika diperhatikan, potongan bambu tersebut lebih mendominasi bangunan asli rumah tersebut. Bahkan saat musim hujan tiba, air akan masuk ke dalam rumah melalui atapnya. Diketahui bahwa rumah tersebut dihuni oleh pasangan lansia beserta 1 anaknya bernama Lembang (48) yang kini menjadi janda karena telah ditinggal suaminya.

kondisi rumah pasutri renta di Sulbar via regional.kompas.com

Lembang menyatakan bahwa biasanya keluarganya tersebut akan kesulitan tidur nyenyak terutama saat musim hujan tiba. Biasanya saat tertidur lelap dan hujan tiba, mereka harus bangun untuk menambal atap rumah yang bocor menggunakan sampah plastik. Mulai dari bungkus kopi, mie instan, bungkus popok bayi hingga karung pupuk.

Tambalan tersebut hanya bisa mengurangi air hujan yang masuk ke rumah, tetapi tidak mampu menghentikannya. Biasanya mereka juga akan menadahi tetesan air hujan tersebut menggunakan baskom. Mereka juga sering begadang sepanjang malam untuk membereskan barang yang basah kuyup terkena tetesan air hujan. Saat makan atau memasak sekalipun, bila hujan tiba mereka akhirnya harus menghentikan semua kegiatan tersebut. Tentunya demi mengurus atap rumah yang bocor.

Diketahui ketiga penghuni rumah tersebut bekerja sebagai buruh tani saat musim panen saja. Namun beberapa tahun ini, Bongga harus berdiam di rumah saja. Pasalnya, dirinya sudah tidak mampu bekerja lantaran usianya sudah renta.

rumah warga asal Mamasa, Sulbar memprihatinkan via regional.kompas.com

Dengan kondisinya yang sekarang, Bongga berharap bisa mendapatkan uluran tangan dari berbagai pihak. Meskipun hingga saat ini mereka hidup dalam garis kemiskinan, tetapi mereka belum pernah memperoleh bantuan sosial baik berupa raskin maupun dari pemerintah yaitu PKH.

Samuel selaku pendamping Sosial PKH setempat menyatakan bahwa sebetulnya pasangan ini memang layak untuk memperoleh bantuan sosial dari pemerintah. Tetapi ternyata pasangan ini tidak terdaftar dalam penerima PKH. Tetapi pihaknya sudah mengusulkan kepada pemerintah dan semoga bantuan tersebut akan mereka dapatkan.

Samuel juga menyatakan bahwa ia telah mendata serta mengusulkan nama keluarga lansia yang akan menjadi calon penerima bantuan sosial PKH. Selain itu ia berharap pemerintah setempat bisa memperhatikan pasangan lansia ini lantaran layak dan berhak memperoleh bantuan dari pemerintah ini.

This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kreatif, Pengusaha Ini Manfaatkan Sampah Plastik Jadi Jas Hujan dan Barang Berguna Lain

Bermasalah, Izin 2 Travel Umroh Di Makassar Dicabut Kemenag