in ,

Mesin Pengering Cengkeh Karya Anak Bangsa, Solusi Untuk Bidang Pertanian Indonesia

Sejumlah mahasiswa Universitas Hasanuddin berhasil menciptakan mesin ini.

CakapCakap – Cakap People! Program Kreativitas Mahasiswa atau yang sering disebut sebagai PKM merupakan sebuah wadah yang disediakan pemerintah Indonesia untuk memfasilitasi mahasiswa agar mengembangkan dan menerapkan ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan ke masyarakat luas. PKM juga dikenal sebagai salah satu lomba yang sangat prestigious di tingkat mahasiswa Indonesia. Oleh sebab itu, mahasiswa seluruh Indonesia tiap tahunnya berlomba-lomba mengirimkan ide terbaiknya dalam bentuk proposal agar dapat menerima pendanaan dari KEMERISTEK DIKTI.

Tim Beserta Seorang Petani Cengkeh Berfoto di Depan Sirintik

Salah satu tim yang berhasil mendapatkan pendanaan berasal dari kota Makassar, lebih tepatnya dari Universitas Hasanuddin. Tim yang beranggotakan 5 orang ini berhasil menciptakan sebuah mesin pengering cengkeh agar membantu para petani cengkeh meningkatkan kualitas produksinya. Alat yang diberi nama ‘SIRINTIK’ ini menggunakan konsentrator optik cermin rangkap untuk mengeringkan cengkeh dari para petani cengkeh.

Kelima Mahasiswa itu adalah Muh. Firmansyah (Fakultas MIPA), Dewi Fadillah (Fakultas MIPA), Ole Langsang (Fakultas Pertanian), Muh Resky Ariansyah (Fakultas MIPA), dan Ebit Wanda Lestari (Fakultas MIPA) yang mendapatkan bimbingan langsung dari dosen senior, Dr. Lantu, M. Eng, Sc.DESS.

Muh. Firmansyah selaku ketua tim mengungkapkan bahwa ide ini lahir dari hasil diskusi mereka dengan dosen pembimbing, Pak Lantu, yang kemudian dikembangkan sehingga didapatkanlah desain mesin pengering cengkeh berbasis konsentrator optik cermin rangkap.

“Di Indonesia, cengkeh merupakan salah satu produk perkebunan yang menjadi unggulan. Bagian utama dari tanaman cengkeh yang bernilai komersial adalah bunganya yang sebagian besar digunakan dalam industri rokok.” ucap Firman.

Muh. Firmansyah Melakukan Demonstrasi Alat di Depan Para Petani

Proses pengeringan cengkeh di Indonesia pada umumnya masih dilakukan secara konvensional. Para petani membutuhkan area penjemuran yang besar, jangka waktu pengeringan yang relatif lama, ada tidaknya sinar matahari, serta faktor polusi udara seperti debu dan asap kendaraan juga akan mempengaruhi mutu dari cengkeh itu sendiri.

Oleh karenanya, kemungkinan terjadinya perubahan warna dan jamur muncul itu sangat besar. Perubahan warna dapat diakibatkan oleh kontaminasi dari lingkungan, seperti debu dan asap kendaraan sedangkan jamur muncul diakibatkan karena lamanya proses pengeringan serta kontaminasi dengan udara langsung.

Keterbatasan ini dapat diatasi dengan menggunakan “Mesin Pengering Cengkeh dengan Sistem konsentrator Optik cermin rangkap” dimana dengan menggunakan mesin ini, petani dapat menghemat waktu pengeringan, mengefisienkan lahan serta memanfaatkan sumber daya yang ada pada daerah tersebut, yaitu dengan tenaga surya dan tungku pembakaran biomassa apabila cuaca sedang mendung atau pada malam hari.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Arab Saudi Bebankan Biaya Rp3 Miliar Bagi Ekspatriat yang Ingin Tinggal Permanen (Permanent Residency)

Bandara Internasional Samarinda Beroperasi Kembali Setelah Perbaikan Landasan Pacu yang Rusak