CakapCakap – Cakap People! Kawasan geopark Merangin yang terletak di Provinsi Jambi resmi ditetapkan sebagai warisan dunia UNESCO. Geopark atau Taman Bumi Merangin diketahui menjadi satu diantara negara-negara lainnya yang juga memiliki kawasan Geo Park. Negara mana sajakah yang memiliki warisan geopark lainnya?
Apa Itu Geopark?
Menurut laman Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, Geopark atau Taman Bumi adalah sebuah wilayah geografi tunggal atau gabungan, yang memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity).
Geopark umumnya dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan dengan keterlibatan aktif dari masyarakat dan Pemerintah Daerah, sehingga dapat digunakan untuk menumbuhkan pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap bumi dan lingkungan sekitarnya.
Pada 2015, label UNESCO Global Geopark resmi dibuat untuk mengakui warisan geologis yang memiliki signifikansi internasional. Geopark melayani komunitas lokal dengan menggabungkan konservasi warisan geologis mereka yang signifikan dengan penjangkauan publik dan pendekatan pembangunan yang berkelanjutan. Ke-18 penunjukan baru tersebut telah membawa jaringan tersebut menjadi 195 UNESCO Global Geoparks, yang mencakup total luas permukaan 486.709 km persegi, atau setara dengan dua kali ukuran Britania Raya.
10 Negara Yang Miliki Warisan Geopark
Dewan Eksekutif UNESCO telah menyetujui penambahan 18 situs ke dalam jaringan UNESCO Global Geoparks. Ini menjadikan jumlah total geopark menjadi 195 di 48 negara. Dua Negara Anggota UNESCO bergabung dalam jaringan ini diantaranya adalah Selandia Baru dan Filipina.
Melansir dari laman resmi The United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization atau UNESCO, berikut 10 negara yang memiliki warisan geopark:
1. Brasil
Geopark yang dimiliki Brasil bernama Caçapava UNESCO Global Geopark. Bagi suku Guarani, penduduk asli di Brasil, geopark ini adalah ‘tempat di mana hutan berakhir’. Geopark ini terletak di Negara Bagian Rio Grande do Sul di Brasil paling selatan.
Warisan geologisnya, yang terdiri dari pertambangan logam sulfida dan marmer, sangat penting bagi pembangunan ekonomi kawasan ini. Endapan sedimen yang berasal dari vulkanik di cekungan Camaquã mewakili catatan transisi Platform Amerika Selatan yang paling lengkap dan terekspos dengan baik dari periode Ediacaran ke periode Cambrian antara 600 dan 500 juta tahun yang lalu. Ediacaran adalah hewan paling awal yang diketahui.
Selain itu, ada juga Quarta Colônia UNESCO Global Geopark yang terletak di selatan Brasil antara bioma Pampa dan Hutan Atlantik. Namanya mengacu pada periode ketika orang Italia menjajah bagian tengah negara bagian Rio Grande do Sul.
2. Yunani
Lavreotiki UNESCO Global Geopark terkenal dengan kelimpahan dan variasi spesimen mineraloginya, banyak di antaranya bahkan pertama kali ditemukan di daerah tersebut. Geopark ini dikenal di seluruh dunia karena perak yang diekstraksi dari campuran sulfida.
Wilayah ini telah dihuni sejak jaman dahulu karena kekayaan geologi bawah tanahnya, dan saat ini menjadi rumah bagi 25.102 jiwa. Lavreotiki UNESCO Global Geopark juga menampung Biara Suci Bizantium St Paul the Apostle. Biara terus mempromosikan ‘Monastisisme Ortodoks’ dan mempraktikkan lukisan mural fresco, teknik tradisional yang menggunakan warna alami dari batu.
3. Indonesia
Tidak kalah dari negara-negara lain, Indonesia juga memiliki geopark di wilayahnya. Bahkan tidak hanya satu, Indonesia memiliki empat geopark yang menakjubkan.
Keempat geopark itu terletak di Ijen (Banyuwangi dan Bondowoso), Maros Pangkep (Sulawesi), Merangin (Jambi), dan Raja Ampat (Papua).
Geopark yang terletak di kawasan Merangin bahkan merupakan rumah bagi fosil unik “flora Jambi”, yang merupakan satu-satunya tumbuhan fosil yang terekspos dari jenisnya di dunia saat ini. Ini terletak di bagian tengah Pulau Sumatera di Indonesia.
Klik DI SINI untuk melanjutkan membaca, Cakap People!