Setiap kota atau daerah memiliki ikon yang khas dan tidak ditemukan di daerah lainnya. Kebanyakannya ikon akan berbentuk patung atau monumen. Seperti di Gowa, kabupaten di Sulawesi Selatan ini memiliki Patung Massa yang khas dan hanya bisa ditemukan di Gowa. Lokasi patung ini ada di pertigaan antara Jalan Ko’bang, Samata, dan Sungguminasa, yakni pertigaan Paccinongang. Kalian yang merupakan warga Gowa, atau yang pernah singgah di Kabupaten ini, pasti sudah pernah melihatnya kan?
Patung Massa Gowa terdiri dari 4 patung laki-laki dewasa yang tergambar sedang melakukan sesuatu. Ada 2 (dua) warga yang berpakaian biasa, keduanya memakai peci, dan salah satu sedang mengayunkan parang ke seseorang yang duduk dibawahnya. Patung lainnya mengenakan pakaian hansip yang juga sedang menghantamkan pentungan hansip ke orang yang sama. Seseorang yang duduk digambarkan sebagai pelaku (kejahatan) yang sedang menangkis parang dan pentungan yang diayunkan ke badannya.
Mengenai sejarah pembuatan patung ini, beredar bermacam-macam cerita yang unik dan menggelitik. Salah satu yang dipercayai paling tepat adalah cerita anak muda yang dimassa atau dikeroyok hingga tewas. Pembuatan patung ini adalah simbolisasi untuk mengenang pemuda yang tewas dikeroyok. Selain itu, patung massa ini dibuat juga untuk menakuti dan mengingatkan penjahat jika ingin berbuat jahat di daerah Gowa, maka paling tidak dia akan dikeroyok seperti yang tergambar di patung tersebut.
Sumber mengatakan bahwa Patung Massa dibangun pada tahun 90-an. Seperti yang sudah diceritakan, patung ini dibangun untuk mengurangi kejahatan yang marak terjadi di Kabupaten Gowa. Diketahui memang kabupaten Gowa memiliki tingkat kejahatan yang tinggi. Dari semua patung yang ada, diketahui bahwa warga masyarakat Kabupaten Gowa sering juga ikut turun tangan, membantu aparat keamanan untuk membasmi kejahatan.
Dulu, proses pembangunan Patung Massa sempat ditolak oleh sekelompok orang, dengan alasan menunjukkan sikap yang tidak manusiawi karena menunjukkan kekerasan. Walaupun demikian, Patung Massa tetap dibangun sebagai simbol saja, tidak ada makna lain. Sayangnya, di Kabupaten Gowa masih sering terjadi kejahatan yang akhirnya si pelaku harus dikeroyok warga, bahkan dibakar hidup-hidup. Lalu apakah patung ini sudah berperan sangat efektif?
Tidak tahu. Tapi sebagai masyarakat, kita harus mengambil sisi estetika dari patung ini, karena ini adalah simbol (dan mungkin sejarah) dari Kabupaten Gowa.
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!