CakapCakap – Cakap People, seiring dengan pertambahan usia kita makin rentan terhadap beberapa jenis penyakit. Maka dari itu, menjaga gaya hidup dan pola makan amat penting dilakukan. Salah satu jenis penyakit yang menghantui saat bertambahnya usia ialah asam urat.
Penyakit yang secara ilmiah dinamakan goat ini muncul lantaran kadar asam urat dalam darah melebihi batas normal.
Wanita Lebih Berisiko Tinggi
Jika asam urat berlebihan, maka secara otomatis akan terakumulasi dalam darah sebagai kristal yang berbentuk jarum. Sehingga menimbulkan sensasi rasa nyeri di persendian.
Umumnya wanita memiliki risiko terkena asam urat yang lebih besar. Strategi pengobatan yang bisa dilakukan biasanya secara kimia, yakni dengan mengonsumsi obat-obatan dari golongan urikosurik atau urikostatik seperti allopurinol sebagai penghambat pembentukan asam urat, sebagaimana dikutip Kompas.
Tetapi ada sejumlah efek samping dari obat-obatan kimia jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Mulai dari demam, hingga pembentukan batu ginjal.
Menurut Prof Dyah Iswantini selaku Guru Besar IPB University dari Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) menyebut jika terdapat beberapa jenis tanaman herbal yang bermanfaat sebagai obat pereda asam urat.
“Peningkatan penyakit goat sering bersamaan juga dengan obesitas dan penuaan, sehingga perlu ditekankan pengembangan strategi pencegahan dan penanganan goat tersebut,” jelasnya melalui sebuah Webinar dilansir Kompas dari laman IPB.
Lebih lanjut ia juga menyebut beberapa tanaman lokal seperti sidaguri kaya akan kandungan tanin dan alkaloid yang bermanfaat sebagai obat analgesik serta diuretik.
Jika ditambah dengan tempuyung dan seledri, maka obat asam urat herbal itu akan memiliki manfaat yang sama layaknya allopurinol yang bisa menghambat jalannya enzim xanthin oksidase.
Hal itulah yang terpenting, sebab produk tersebut sudah memenuhi aspek jamu yang baik serta terbuat dari bahan baku yang terstandarisasi.
Apalagi pemerintah sudah mencanangkan saintifikasi jamu yang terfokus pada 4 penyakit, yakni salah satunya asam urat. Hasil penelitian obat anti goat tersebut melalui proses yang panjang sedari tahun 2003 silam.
Dalam Tahap Pengujian
Berdasarkan uji in vivo formulasi dan in vitro obat anti goat serta dibandingkan dengan allopurinol mendapatkan hasil mengesankan. Uji toksisitas akut juga menunjukkan formula yang diuji hampir tak toksik, alhasil aman guna dikonsumsi.
“Penurunan kadar asam urat dengan formulasi jamu anti goat dinilai setara bahkan melebih allopurinol,” tambahnya.
Menariknya, produk komersial anti goat itu sudah memperoleh 2 hak paten, serta beberapa penghargaan, seperti Best Research dari Ristek Kalbe Science Awards, dan Widyasilpawijana Duta IPTEK.
Kendati demikian, obat herbal tersebut masih berada di tahap hilirisasi, serta membutuhkan penelitian lanjutan dalam waktu dekat Cakap People. Diharapkan obat anti goat itu bisa diproduksi dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun