CakapCakap – Cakap People! Para ahli telah memperkirakan bahwa virus corona baru bakal hilang pada Mei 2020. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor yang bisa menghilangkan virus yang telah menginfeksi lebih dari 130.000 orang dan merenggut nyawa lebih dari 4.000 orang per hari ini Jumat, 13 Maret 2020.
Angka-angka tersebut lebih tinggi daripada wabah Sindrom Pernafasan Parah Akut (SARS) pada tahun 2003. Namun, meskipun virus corona baru ini telah menyebar dengan cepat, angka ini juga memiliki kemungkinan menghilang dengan cepat juga.
Dalam sebuah tulisan yang diterbitkan untuk Channel News Asia, pada Rabu, 5 Februari 2020, dua orang ahli dari Fakultas Kedokteran Yong Loo Lin National University of Singapore, Asisten Profesor Jyoti Somani dan Profesor Paul Ananth, memberikan sejumlah prediksi.
1. Iklim dan cuaca mendorong penyebaran virus
Para ahli mengatakan pola musiman virus 2019-nCov mirip dengan infeksi influenza dan SARS. Ketika musim panas mulai tiba sekitar Mei 2020 nanti, suhu di China akan naik dan jumlah kasus mungkin akan turun tajam. Hal ini karena suhu iklim tersebut akan menyebabkan penyebaran virus berhenti.
Biasanya, musim flu akan dimulai pada bulan Desember dan mencapai puncaknya pada bulan Januari atau Februari di daerah beriklim sedang. Setelah itu, kasus akan mulai berkurang.
Virus di negara-negara beriklim dianggap terkait dengan faktor-faktor yang memengaruhi infeksi, seperti kekeringan udara, suhu udara sekitar, dan kemungkinan radiasi matahari ultraviolet.
Prediksi ini dapat menjadi kenyataan ketika SARS menghilang pada musim panas di utara pada tahun 2003 ketika keadaan menjadi hangat dan tidak muncul lagi secara signifikan sejak itu.
2. Orang-orang memiliki kontak dekat dengan orang lain saat cuaca dingin
Karena cuaca dingin, orang cenderung menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan, yang membuat mereka berdekatan dengan orang lain. Ini membuat mereka lebih rentan terhadap infeksi karena mereka berhubungan dekat dengan mereka yang mungkin atau mungkin belum terinfeksi.
Virus corona disebarkan melalui tetesan (droplet) besar air liur atau dahak dan menyebar lebih jauh ketika udara dingin dan kering.
3. Virus bertahan lebih lama dalam cuaca dingin
Menurut penelitian, virus corona “biasa” — salah satu penyebab flu biasa — dapat bertahan di permukaan 30 kali lebih lama di tempat dengan suhu enam derajat Celcius dibandingkan dengan mereka yang suhunya 20 derajat Celcius dan tingkat kelembaban tinggi.
Para ilmuwan juga mengungkapkan bahwa virus SARS bertahan lebih lama di suhu rendah dan kelembaban rendah dibandingkan dengan suhu dan kelembaban tinggi.
Inilah mungkin mengapa virus SARS bertahan lebih lama di negara-negara seperti Hong Kong dan Singapura karena “penggunaan AC yang intensif” tidak seperti negara-negara Asia Tenggara yang hangat dan lembab.
4. Virus bisa muncul kembali
Meskipun begitu, Jyoti dan Paul menerangkan adanya kemungkinan virus tersebut muncul kembali dan menghantui masyarakat seluruh dunia di masa mendatang.
Maka dari itu, keduanya pun menyarankan agar orang-orang dapat melakukan tindak pencegahan yang tepat sebelum virus mematikan itu kembali menyebar.
Cakap People! Semoga benar virusnya menghilang begitu suhu menjadi lebih hangat ya. Sementara ini, cucilah tangan kamu sesering mungkin dan waspadai ke manapun kamu pergi sebagai langkah pencegahan virus corona Covid-19.
One Comment
Leave a ReplyOne Ping
Pingback:COVID-19: Inilah Pernyataan Lengkap Terbaru Presiden Jokowi soal Penanganan Virus Corona - CakapCakap