in ,

Menlu Retno ‘Sentil’ Negara-Negara Senjata Nuklir

Retno menekankan bahwa keselamatan umat manusia dari bencana nuklir merupakan tanggung jawab seluruh negara di dunia.

CakapCakapCakap People! Menlu Retno Marsudi memberikan ‘sentilan’ negara-negara yang memiliki senjata nuklir. Negara-negara bersenjata nuklir terus memodernisasi persenjataannya, bukan mengurangi. Padahal nuklir menjadi ancaman umat manusia.

Hal itu disampaikan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dalam pidato pada Pertemuan Tingkat Tinggi untuk Memperingati dan Mempromosikan Hari Internasional untuk Perlucutan Senjata Nuklir, di New York, Senin, 26 September 2022.

“Senjata nuklir adalah ancaman nyata bagi umat manusia. Sementara itu negara-negara yang memiliki senjata nuklir terus lakukan modernisasi persenjataan nuklir mereka,” kata Retno.

Menlu Retno 'Sentil' Negara-Negara Senjata Nuklir
Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi saat berbicara di Sidang Majelis Umum PBB ke-77, di New York, Amerika Serikat (AS), Senin, 26 September 2022 pagi waktu setempat. [Foto: Humas Kementerian Luar Negeri]

Situasi ini, lanjutnya, menambah keprihatinan Indonesia terhadap perkembangan yang lambat dan kurangnya komitmen dalam upaya perlucutan senjata nuklir. Retno menyampaikan tiga pesan utama terkait persenjataan nuklir, pertama yakni perlucutan senjata nuklir harus menjadi prioritas bersama.

“Mekanisme perlucutan senjata global perlu diperkuat, dan pemanfaatan energi nuklir untuk keperluan damai harus terus dikedepankan,” tegasnya.

Retno menekankan bahwa keselamatan umat manusia dari bencana nuklir merupakan tanggung jawab seluruh negara di dunia. Dalam hal ini, Indonesia terus berkomitmen dalam mendukung upaya tersebut.

Peringatan hari internasional perlucutan senjata nuklir ini dilakukan dalam rangka mendorong seluruh negara bersenjata nuklir menjalankan komitmennya untuk menghapus senjata nuklir. Mereka diminta bekerja sama dalam memastikan hak setiap negara dalam penggunaan energi nuklir untuk tujuan damai.

Ilustrasi (Foto file – Anadolu Agency)

Pertemuan ini merupakan pertemuan tahunan yang diselenggarakan atas mandat Resolusi Majelis Umum PBB 68/32 (2013) yang diajukan oleh Indonesia, atas nama Gerakan Non-Blok.

Pada Agustus lalu, Indonesia berhasil mengarusutamakan pembahasan isu program kapal selam bertenaga nuklir (Nuclear Naval Propulsion/NNP) dalam pertemuan Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir (Non-Proliferation Treaty/NPT RevCon).

Risiko kapal selam bertenaga nuklir ada pada pengalihan teknologi menjadi senjata nuklir yang dapat mengancam rezim non-proliferasi dan keamanan global. Hal-hal terkait lain adalah dampak destruktif terhadap lingkungan jika terjadi kebocoran radiasi.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kanada Cabut Semua Peraturan COVID-19 di Perbatasan

Kanada Cabut Semua Peraturan COVID-19 di Perbatasan

Tanda Akun Kamu Diretas oleh Hackers, Segera Lakukan Ini untuk Antisipasi