in ,

Menkes: Kasus Harian COVID-19 di Indonesia Diperkirakan Turun di Bawah 5.000 pada April

Sebelum gelombang Delta, puncak COVID-19 pertama di Indonesia yang melibatkan strain asli adalah pada akhir Januari 2021.

CakapCakapCakap People! Indonesia memperkirakan kasus harian COVID-19 turun di bawah 5.000 pada April karena dua pertiga dari 34 provinsi telah mengalami penurunan kasus.

“Kami memperkirakan kasus baru harian akan kembali ke bawah 5.000 sehari dalam 40 hari ke depan,” kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada hari Kamis, 3 Maret 2022 dini hari, seperti dilaporkan Straits Times.

Grafik yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan pada hari Rabu, 2 Maret 2022, menunjukkan gelombang Omicron memuncak pada 64.718 kasus harian minggu lalu, sebelum jumlahnya menurun secara konsisten. Jumlah kasus baru COVID-19 yang tercatat pada 2 Maret, sekitar seminggu setelah puncaknya, adalah 40.920. Selama puncak gelombang Delta pada pertengahan Juli 2021 lalu, tercatat 56.757 kasus baru setiap hari.

Menkes Budi Gunadi Sadikin [Foto: Dokumentasi Humas Setkab]

Sebelum gelombang Delta, puncak COVID-19 pertama di Indonesia yang melibatkan strain asli adalah pada akhir Januari 2021.

Dalam gelombang terakhir, 15 dari 34 provinsi di Indonesia, termasuk Jakarta, Bali, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan, mencatat penurunan kasus harian yang signifikan; delapan provinsi lainnya yang telah mencatat penurunan yang lebih bertahap, atau mulai terlihat penurunan jumlahnya, termasuk Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Lampung, menurut data yang dirilis pada 2 Maret 2022 oleh Kementerian Kesehatan.

“Angka kematian harian secara nasional… masih dalam tren naik, tetapi memperkirakan pola gelombang Delta terakhir, (angka kematian harian) akan mulai menurun dalam dua hingga tiga minggu ke depan dari sekarang,” kata Budi.

Sebanyak 232 pasien COVID-19 meninggal dalam 24 jam terakhir hingga 3 Maret 2022, sehingga jumlah total kematian menjadi 149.268 sejak pandemi dimulai. Indonesia memiliki total 5,67 juta kasus hingga 3 Maret 2022.

Seperti banyak negara lain, Indonesia telah melaporkan lonjakan kasus COVID-19 karena varian Omicron yang lebih menular tetapi tidak terlalu parah dari virus corona.

Negara terpadat di Asia Tenggara ini telah dipuji karena mempercepat peluncuran vaksinnya meskipun menghadapi tantangan geografis yang luas: Negara kepulauan terbesar di dunia memiliki lebih dari 17.000 pulau.

Indonesia telah sepenuhnya memvaksinasi 69 persen dari populasi yang memenuhi syarat, sementara 92 persen orang telah menerima suntikan pertama hingga 2 Maret 2022, menempatkan negara ini di antara lima negara teratas di dunia dengan jumlah vaksinasi tertinggi.

Indonesia juga telah memberikan keseimbangan yang baik antara kesehatan dan ekonomi ketika memutuskan langkah-langkah pembatasan sosial dan mobilitas untuk menahan COVID-19.

Grafik yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan RI menunjukkan gelombang Omicron memuncak minggu lalu, sebelum penurunan jumlah yang konsisten. [Foto: AFP]

Indonesia berencana mengizinkan perjalanan bebas karantina ke pulau wisata utamanya Bali mulai 14 Maret 2022, atau lebih awal, sebagai uji coba, dengan syarat para pelancong harus telah divaksinasi sepenuhnya, mengikuti tes PCR pada saat kedatangan dan kembali melakukan tes di hotel pada hari ketiga mereka menginap.

Mulai 1 Maret 2022, pelancong yang masuk ke Indonesia harus menjalani karantina selama tiga hari, turun dari lima hari sebelumnya.

Maskapai penerbangan nasional – Garuda Indonesia – dan Singapore Airlines (SIA) telah memulai kembali penerbangan ke Bali.

Garuda telah terbang ke dan dari Tokyo sejak 3 Februari dan SIA telah terbang ke dan dari Singapura sejak 16 Februari.

Maskapai lain seperti KLM Royal Dutch, Scoot Tigerair dan Jetstar Airways juga akan melanjutkan penerbangan ke pulau Bali, menurut pemerintah Indonesia.

Sejak 3 Februari, Bali telah menerima 1.600 penumpang asing yang masuk, didominasi oleh pelancong dari Rusia, Australia, Prancis, Amerika Serikat, dan Belanda, menurut pemerintah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Studi: Strain Omicron dari COVID-19 Jauh Lebih Mematikan Daripada Flu Musiman

Jamaah tidak Perlu Lagi Ajukan Izin untuk Sholat di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi