CakapCakap – Cakap People! Sebagian orang mungkin menganggap pekerjaan yang menguras otak tidak melelahkan seperti pekerjaan yang memakai otot. Padahal, menurut pakar, berpikir sama melelahkannya dengan pekerjaan yang menggunakan tenaga fisik.
Para ahli telah membuktikannya lewat sebuah penelitian.
Pekerjaan “di balik meja” ternyata sama melelahkan bagi otak dan tubuh selayaknya pekerjaan fisik. Konsentrasi dalam waktu lama disinyalir menyebabkan menyebarnya bahan kimia beracun di otak.
Upaya otak untuk melindungi dirinya sendiri dari bahan kimia itu juga berkontribusi membuat seseorang merasa lelah. Orang-orang yang memutar otak mereka menunjukkan tanda-tanda kelelahan yang sama seolah-olah mereka kepayahan secara fisik, dan ini bisa mengarah pada pengambilan keputusan.
Dalam sebuah penelitian, 40 orang diminta menghabiskan waktu selama enam jam untuk memecahkan teka-teki. Pada akhir eksperimen, sebagian peserta mulai terlihat kesulitan membuat keputusan.
Sebagian memilih hadiah yang lebih kecil dan lebih cepat daripada menunggu pembayaran yang lebih besar. Membuat keputusan impulsif adalah tanda kelelahan karena otak kurang mampu mengendalikan diri ketika tingkat energinya rendah.
Tes di antara kelompok teka-teki juga menunjukkan adanya penumpukan lebih banyak molekul otak yang disebut glutamat. Glutamat penting untuk fungsi otak tetapi berbahaya jika ada dalam jumlah besar. Itu menyebabkan otak harus bekerja lebih sedikit ketika levelnya terlalu tinggi.
“Kelelahan akan menjadi sinyal yang membuat seseorang berhenti bekerja untuk mempertahankan fungsi otak,” ungkap peneliti kognitif neurosains Mathias Pesiglione, dikutip dari laman The Sun, Minggu, 14 Agustus 2022.