CakapCakap – Cakap People! Album foto Perang Dunia II mengerikan yang dibuat dari kulit manusia para korban kamp kematian rezim Nazi ditemukan di pasar barang antik di Polandia.
Album Perang Dunia II yang usang itu diserahkan oleh kolektor atau pembeli kepada staf di Auschwitz Memorial Museum setelah ia menyadari bahwa sampul atau kulit album itu terdapat ‘tato, rambut manusia, dan bau busuk’.
Melansir The Daily Mail, Jumat, 6 Maret 2020, pakar museum kini sudah menganalisis sampul atau kulit serta ikatan album, dan mengatakan bahwa kemungkinan sampul album itu berasal dari kulit seorang narapidana yang terbunuh di kamp konsentrasi Nazi Buchenwald, di Jerman.
Mereka menambahkan bahwa “tak diragukan lagi bahwa itu adalah bukti kejahatan terhadap kemanusiaan.”
Buchenwald didirikan pada tahun 1937 sebagai kamp konsentrasi pertama Hitler. Tempat ini menjadi terkenal karena menjadi tempat eksekusi, percobaan, perlakuan seperti hewan, dan kebobrokan para pengawalnya.
Di antara mereka adalah seorang wanita bernama Ilse Koch, yang dikenal narapidana sebagai ‘Bitch of Buchenwald’, yang kemudian menjadi inspirasi bagi karakter penjaga kamp Nazi, Hanna Schmitz, dalam film pemenang penghargaan ‘The Reader’ yang dibintangi oleh Kate Winslet.
Ilse Koch yang merupakan istri dari komandan kamp Karl-Otto Koch ini disebutkan telah membunuh tahanan pria dengan tato yang menarik dan kemudian kulit mereka diubah menjadi desain interior.
Ia tertarik menggunakan kulit manusia itu sebagai penutup lampu, buku, album, cover meja, dan ibu jari yang digunakan sebagai sakelar lampu.
Saksi mata mengatakan bahwa Ilse Koch membantu dokter Nazi, Erich Wagner, yang mengumpulkan kulit manusia di kamp untuk tesis PhD-nya.
Dari 100 kulit aneh yang dipanen Wagner, banyak diantaranya yang diubah menjadi barang hadiah.
Setelah ditangkap oleh pasukan Amerika Serikat pada akhir perang, Wagner melarikan diri dan melanjutkan praktik kedokteran di Jerman dengan nama samaran sampai ia kembali pada tahun 1958.
Wagner akhirnya bunuh diri setahun kemudian.
Menurut catatan yang selamat dari Buchenwald, kulit manusia diperlakukan sebagai bahan untuk produksi benda sehari-hari, termasuk binding buku dan dompet.
Mantan narapidana, Karol Konieczny, mengenang: “Saya mengikat barang-barang di sampul yang diterima dari rekan-rekan saya dari bengkel penjilid buku kamp.
“Tentu saja, seperti yang sudah bisa ditebak, sampulnya terbuat dari kulit manusia, yang berasal dari ‘pasukan’ SS [Schutzstaffel atau SS — pasukan yang melindungi Adolf Hitler dan petinggi Nazi lainnya].
“Idenya adalah untuk mengamankan dokumen kebiadaban dan genosida Nazi.”
Kepala Koleksi Museum Auschwitz, Elzbieta Cajzer, mengatakan: “Penelitian menunjukkan bahwa sangat mungkin bahwa kedua sampul, karena teknologi dan komposisi mereka, berasal dari bengkel penjilidan buku yang sama.”
“Penggunaan kulit manusia sebagai bahan produksi secara langsung dikaitkan dengan sosok Ilse Koch, yang bersama dengan suaminya, menuliskan namanya dalam sejarah sebagai pembunuh dari kamp di Buchenwald.”
Meskipun ada bukti yang menentangnya, tetapi Ilse Koch ‘Bitch of Buchenwald’ dibebaskan dari tuduhan di persidangan Nuremberg.
Sebagai bagian dari analisis mereka, peneliti museum melakukan analisis komparatif dengan buku catatan dalam koleksi mereka, yang juga dibuat dari kulit korban Holocaust.
Cajzer mengatakan: “Analisis komparatif mengungkapkan kandungan kulit manusia dan jumlah poliamida 6 dan poliamida 6.6 yang sangat mirip.
“Kandungan polimer yang digunakan untuk produksi serat sintetik adalah yang paling penting karena mereka ditemukan selambat-lambatnya pada tahun 1935.
‘Informasi ini memungkinkan kami untuk menentukan kapan sampul itu dibuat. Selama Perang Dunia Kedua, poliamida adalah hal baru secara teknis, dan akses ke sana terbatas.”
Album ini berisi lebih dari 100 foto dan kartu pos, yang sebagian besar terdiri dari pemandangan dan panorama.
Menurut penelitian museum, album ini awalnya milik keluarga Bavaria yang mengelola wisma di kota resor kesehatan selama Perang Dunia II.
Album yang terbuat dari kulit manusia itu kemungkinan besar diberikan kepada pemilik sebagai hadiah oleh penjaga di kamp Buchenwald.