CakapCakap – Cakap People! Mari mengenal super-torpedo poseidon, perangkat Nuklir ‘senjata kiamat’ Rusia. Laporan dua media di Eropa baru-baru ini menyebut Rusia tengah mempersiapkan penggunaan senjata nuklir dalam perang Ukraina. Surat kabar Inggris The Times dan harian La Repubblica dari Italia memberitakan bahwa NATO sudah memperingatkan ini sebab ada uji coba nuklir Rusia di perbatasan.
Seperti dilansir Reuters, La Repubblica bahkan secara eksplisit menulis, Rusia untuk pertama kalinya akan menguji coba senjata nuklir super-torpedo Poseidon, yang sering disebut juga sebagai ‘senjata Kiamat’.
Kremlin telah membantah kabar tersebut. Amerika Serikat mengawasi secara ketat pergerakan Moskow, walau belum melihat indikasi pemakaian senjata nuklir itu.
Namun, yang menjadi pertanyaan, apa itu super-torpedo Poseidon, dan bagaimana dampak penggunaan senjata bermuatan nuklir tersebut?
Poseidon, atau Ocean Multipurpose System Status-6, adalah kendaraan tak berawak bawah air yang dapat diluncurkan oleh kapal selam. Menurut Popular Mechanics seperti dikutip The Jerusalem Post, Selasa, 4 Oktober 2022, senjata itu dapat melakukan perjalanan hingga 6.200 mil dengan kecepatan 56 knot atau lebih dari 100 kilometer per jam.
Meskipun digambarkan secara dramatis oleh media Barat sebagai “senjata kiamat”, tidak pasti seberapa berat muatan termonuklirnya. Perkiraan berkisar antara dua hingga 100 megaton. Setiap megaton setara 1000 kiloton.
Contohnya, bom nuklir Fat Man yang dijatuhkan di Nagasaki oleh Amerika Serikat pada akhir Perang Dunia II adalah 21 kiloton.
Mantan Asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Christopher Ford mengklaim pada 2021 bahwa senjata itu dapat menyebabkan “tsunami nuklir” yang akan menghantam garis pantai Amerika. Ia menyebut radiasi yang dihasilkan akan membuat kota-kota pesisir tidak dapat dihuni untuk waktu yang lama.
Ford dalam wawancara dengan Government Matters TV, menggambarkan torpedo super sebagai senjata mentah. Dia sendiri tidak yakin apa yang sebenarnya apa kemampuan tambahan perangkat itu dalam perang Rusia dibandingkan platform senjata konvensional atau nuklir lainnya.
“Ini senjata teror,” kata Ford. “Ini dirancang untuk membunuh atau membuat trauma penduduk kota-kota pesisir Amerika.”
Pernyataan Ford mengacu pada komentar pemimpin redaksi majalah militer TASS Dimitry Litovkin, yang membual bahwa Belgorod dan kapal lain di kelasnya dapat “mengirimkan hingga 12 perangkat semacam itu ke pantai Amerika Serikat.”
Litovkin mengklaim bahwa Poseidon memiliki kemampuan amunisi berkeliaran di bawah air, dan dapat tertidur di dasar laut selama bertahun-tahun sebelum diaktifkan. Dia menambahkan, tidak mungkin mendeteksi drone pada kedalaman seperti itu.
Super-torpedo Poseidon pertama kali diumumkan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin bersama platform seperti rudal hipersonik Kinzhal, yang juga dapat membawa hulu ledak nuklir.