CakapCakap – Indonesia merupakan salah satu negara yang dikelilingi oleh pegunungan. Alhasil, negara kita ini kerap terkena bencana alam berupa gunung meletus. Salah satu gunung api yang masih aktif dan baru saja meletus ialah Gunung Gamalama yang terdapat di Pulau Ternate, Maluku Cakap People.
Gunung tersebut mengeluarkan asap yang dikenal dengan nama wedhus gembel dengan tinggi mencapai 250 meter pada puncak awal. Bahkan, abu vulkanik dari gunung ini pun tertiup angin sampai jatuh ke wilayah Kecamatan Ternate Barat serta Pulau Ternate. Kala itu, pihak kepala pos pengamatan Gunung Api memberikan isyarat jika gunung memasuki waspada tingkat II.
Letusan Terbesar
Jika Gunung Gamalama ini meletus, maka kerusakan yang timbul tak bisa dielakkan lagi. Sebab, ketika gunung ini meletus pada tahun 1775 silam dampaknya membuat desa Soela Takomi hilang. Selain itu, dicatat lebih dari 140 orang tewas akibat insiden tersebut. Letusan di tahun itulah yang diyakini menjadi letusan terbesar. Gunung Gamalama termasuk gunung berapi aktif yang telah menyemburkan letusan 60 kali lebih.
Pasca letusan tersebut, maka terdapat dua danau yang terbentuk, yakni Tolire Kecil serta Tolire Jaha yang kurang lebih memiliki jarak sekitar 18 km dari pusat Kota Ternate. Akibat terlalu aktif, maka masyarakat setempat memiliki tradisi sendiri guna menenangkan gunung tersebut.
Tradisi tahunan
Masyarakat setempat berharap jika dengan dilakukannya tradisi tahunan ini Gunung Gamalama dapat tenang dan tidak meletus lagi. Namanya adalah ritual Kololi Kie. Ritual ini mengharuskan warga untuk berkeliling di Gunung Gamalama menyusuri laut mengendarai kapal-kapal yang telah dihias. Masyarakat setempat akan melakukan hal tersebut sembari berziarah ke makam para leluhur mereka yang berada di sekitar pulau Ternate.
Kololi Kie sendiri berasal dari bahasa Ternate yang berarti aktivitas memutari pulau atau gunung. Sebenarnya, warga bisa melakukan aktivitas berkeliling ke Gunung Gamalama ini setiap waktu. Misalnya saja mereka hendak merantau atau pulang dari rantau hingga jika ada hajat. Jika mereka punya kepentingan pribadi, maka cara mengelilinginya dengan memakai transportasi darat. Tentunya dengan berziarah pula. Sedangkan, jika dilangsungkan pada saat Legu Gam (pesta rakyat) barulah Kololi Kie mengendarai kapal.
Kapal-kapal yang telah dihias tersebut juga berisikan makanan yang nantinya akan dilempar ke laut. Sebab, ritual Kololi Kie ini tujuannya untuk bersyukur kepada Tuhan serta memohon agar tempat tinggalnya dijauhkan dari adanya bencana. Salah satunya dengan menenangkan Gunung Gamalama supaya tak meletus. Di dalam ritual tersebut juga dipanjatkan doa lho!
Sudah cukup mengenal ritual Kololi Kie Cakap People? Sepertinya tradisi ini cukup menarik ya! Ritual tersebut masih dilakukan oleh masyarakat sekitar Gunung Gamalama hingga saat ini. Mungkin, cara tersebut memang dipercayai oleh warga agar bisa meredam Gunung Gamalama yang hendak meletus.