in ,

Mengenal Pneumonia Bilateral, Penyakit yang Diderita Paus Fransiskus Sebelum Meninggal

Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin 21 April 2025

CakapCakapCakap People! Apa itu Pneumonia Bilateral yang diderita oleh Paus Fransiskus? Paus Gereja Katolik ke-266, Paus Fransiskus meninggal dunia di usia 88 tahun pada Senin 21 April 2025. Kabar duka ini disampaikan oleh Vatikan via saluran Telegram. Dalam pernyataannya, disebutkan bahwa Paus Fransiskus meninggal pada pagi hari pukul 07.35 waktu setempat.

Sehari sebelumnya, Minggu 20 April 2025, perayaan Paskah memang sudah tidak dipimpin oleh Paus Fransiskus karena anjuran dokter untuk membatasi aktivitas. Meski demikian, beliau tetap muncul di hadapan publik pada akhir perayaan untuk memberikan berkat dan pesan kedamaian.

Mengenal Pneumonia Bilateral, Penyakit yang Diderita Paus Fransiskus Sebelum Meninggal
Paus Fransiskus. (Foto: Reuters)

Melansir dari Detik, sebelum meninggal Paus Fransiskus memang mengalami penurunan kesehatan. Ia sempat menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Poliklinik Agostino Gemelli pada Jumat 14 Februari 2025 lalu. Kondisinya pun sempat memburuk hingga pada Selasa 18 Februari 2025 Paus Fransiskus didiagnosis menginap pneumonia bilateral.

Apa Itu Pneumonia Bilateral?

Melansir dari Medical News Today, pneumonia bilateral atau double pneumonia adalah suatu kondisi terjadi peradangan di kedua paru-paru. Peradangan ini menyebabkan paru-paru terisi cairan atau nanah yang menyebabkan penderitanya mengalami gangguan pada proses pernafasan.

Lantas, apa bedanya dengan pneumonia pada umumnya? Secara umum, pneumonia hanya memengaruhi salah satu bagian paru-paru. Sementara pada kondisi bilateral, kedua paru-paru sudah terinfeksi. Meski demikian, tidak ada perbedaan yang mendasar dari segi gejala sehingga perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Penyebab Pneumonia Bilateral

Seperti sudah disebutkan sebelumnya, pneumonia bilateral merupakan sebuah kondisi di mana kedua bagian paru-paru terinfeksi. Secara umum, infeksi paru-paru ini disebabkan karena tiga hal berikut:

– Infeksi Bakteri: secara umum pneumonia bilateral bisa disebabkan karena adanya infeksi bakteri Streptococcus pneumoniae atau Staphylococcus aureus. Bakteri ini sebenarnya memang sudah ada di dalam tubuh manusia. Namun saat imun tubuh melemah, bakteri-bakteri ini pun bisa menyerang. Infeksi bakteri pun juga bisa disebabkan karena lingkungan eksternal seperti menghirup udara yang tercemar.

– Infeksi Virus: infeksi virus influenza hingga Respiratory Syncytial Virus (RSV) bisa menyebabkan peradangan pada kedua sisi paru-paru.

– Infeksi Jamur: kondisi ini dipicu saat jamur menginfeksi kedua sisi paru-paru. Dibandingkan dengan bakteri dan virus, influenza akibat infeksi jamur memang jarang terjadi. Biasanya, seseorang yang punya kekebalan tubuh lemah lebih berisiko terjangkit.

Di sisi lain, ada juga beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan peluang seseorang untuk terkena infeksi pneumonia, di antaranya:

1. Usia di atas 65 tahun atau masih balita
2. Malnutrisi
3. Memiliki kebiasaan merokok
4. Memiliki komorbit penyakit pernafasan (asma, fibrosis kistik, dll)
5. Memiliki riwayat penyakit jantung, HIV, AIDS atau autoimun

Gejala Pneumonia Bilateral

Jika diperhatikan secara klinis, seseorang yang mengalami pneumonia bilateral akan mengalami beberapa gejala berikut, di antaranya:

1. Demam tinggi hingga menggigil dan gemetar atau suhu tubuh malah sangat rendah (jarang terjadi)
2. Batuk sampai mengeluarkan lender/dahak kental
3. Sesak napas
4. Nyeri dada saat bernapas
5. Mual, muntah dan diare akut

Secara umum, pneumonia bilateral berkembang bersamaan dengan penyakit pernapasan lainnya. Inilah mengapa jika diperhatikan secara klinis, gejalanya cukup umum. Oleh sebab itu, jika kamu merasakan gejala-gejala di atas, jangan dianggap remeh! Segera lakukan pemeriksaan ke dokter secara menyeluruh.

Semakin cepat kondisi pneumonia diketahui, maka semakin besar kesempatan untuk mendapat pengobatan dan sembuh. Sementara bila penanganan terlambat, kemungkinan terjadi komplikasi semakin tinggi.

Pengobatan

Pengobatan pada penderita pneumonia bilateral sangat bergantung pada penyebabnya. Apabila infeksi disebabkan oleh bakteri, maka dokter akan melakukan terapi antibiotik. Sementara bila disebabkan karena virus, tentu saja terapi antibiotik tidak akan memberikan hasil yang signifikan.

Pada kasus infeksi berat, dokter kemungkinan akan melakukan terapi antimikroba intravena. Sebagai pendukung, perawatan yang berfokus pada pencegahan kerusakan lanjut pada paru-paru juga akan dilakukan. Selanjutnya, pasien akan dianjurkan istirahat, mengurangi aktivitas fisik menjaga kandungan hidrasi pada tubuh.

Dengan penanganan yang tepat, banyak orang berhasil pulih dari penyakit pernafasan satu ini.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Inilah Sederet Nama Calon Pengganti Paus Fransiskus, Ada dari Filipina

Inilah Sederet Nama Calon Pengganti Paus Fransiskus, Ada dari Filipina

Jangan Asal Campur, 3 Makanan Ini Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Mi Instan

Jangan Asal Campur, 3 Makanan Ini Tidak Boleh Dikonsumsi dengan Mi Instan