Laras Risa
Buton merupakan nama salah satu pulau yang berada di Provinsi Sulawesi Tenggara. Pulau yang satu ini seolah hilang dari catatan sejarah. Bahkan sampai saat ini belum ada nama pahlawan nasional yang berasal dari Pulau Buton. Padahal seperti yang telah diketahui, Buton memiliki peran dan kontribusi dalam sejarah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Prof. Dr. Susanto Zuhdi, beberapa tahun belakangan ini telah berkonsentrasi melakukan penelitian mengenai sejarah Buton. Luputnya, Susanto memaknai sejarah Buton sebagai sebuah kecenderungan bangsa Indonesia. dimana Bangsa Indonesia selama ini masih kurang bisa melihat potensi serta menentukan arah ke depan.
Prof. Susanto yang ditemui pada Rabu 4 April 2018 menyatakan bahwa jika dirinya mengutip perkataan dari Prof. Lapian, Indonesia bisa diibaratkan sebagai lautan yang dibumbui pulau-pulau. Dimana hal tersebut bisa diartikan bahwa bangsa Indonesia seharusnya mampu menggerakkan kemaritiman. Terlebih baru saja Presiden Joko Widodo gencar membenahi kemaritiman di Indonesia.
Susanto pernah menulikan pemikiran serta penelitiannya mengenai Buton dalam buku “Sejarah Buton yang Terabaikan : Labu Rope Labu Wana”. Susanto kembali menambahkan bahwa buku tersebut sekaligus dapat menepis anggapan setiap kerajaan yang pernah melakukan kerjasama dengan VOC atau Hindia Belanda yang dicap sebagai ‘pengkhianat” sebetulnya adalah hal yang keliru.
Buku yang menceritakan tentang sejarah Buton pada abad XVII-XVIII tersebut juga memperlihatkan dinamika Buton dalam kekuatan-kekuatan seperti Ternate, Gowa dan VOC. Bahkan jika melihat sejarah, banyak orang yang membicarakan bagian Timur Indonesia, banyak orang yang hanya mengetahui kerajaan Gowa, Ternate, Tidore dan belum ada sejarah Buton dalam sejarah Nasional.
Menurut Susanto, saat ini orang-orang Buton terkenal sebagai orang yang mudah beradaptasi dan low profile. Kemampuan yang dimiliki oleh orang-orang Buton tersebut tak bisa terlepas dari nenek moyangnya yang terdahulu. Bahkan mereka juga mampu dalam menentukan arah angin, membedakan teman dan lawan serta dengan siapa dia akan bekerjasama .
Namun cukup disayangkan, hingga saat ini sejarah Buton sama sekali belum pernah disentuh oleh para sejarawan. Dengan demikian, Susanto berharap adanya buku yang ditulisnya tersebut bisa mengubah paradigma masyarakat mengenai sejarah Buton serta perannya terhadap Bangsa.
