CakapCakap – Cakap People! Hampir setiap orang terpapar radiasi sinar ultraviolet alias sinar UV. Sumber radiasi sinar UV terbesar dan satu-satunya yang alami adalah Matahari kita. Sementara itu, ada pula sumber radiasi dari sinar UV buatan seperti kamar penghitam kulit, lampu uap raksa, lampu halogen, neon, dan pijar, serta jenis laser tertentu.
Radiasi sinar UV adalah bentuk radiasi non-pengion yang dipancarkan oleh sumber-sumber yang telah disebutkan. Walau memiliki beberapa manfaat bagi manusia, sinar UV juga dapat menimbulkan risiko kesehatan.
Jenis Radiasi Sinar UV
Radiasi UV diklasifikasikan menjadi tiga jenis utama berdasarkan panjang gelombangnya: ultraviolet A (UVA), ultraviolet B (UVB), dan ultraviolet C (UVC). Hampir semua radiasi sinar UV Matahari yang mencapai Bumi adalah UVA meskipun ada pula beberapa kadar radiasi UVB. Baik radiasi UVA maupun UVB dapat memengaruhi kesehatan, tetapi UVA menembus kulit lebih dalam dan lebih konstan sepanjang tahun.
Sinar UVA memiliki panjang 315–399 nanometer dan sama sekali tidak terserap oleh lapisan ozon. Sinar UVB memiliki panjang 280–314 nanometer dan hampir semua kadarnya terserap oleh ozon, tetapi masih ada beberapa yang mencapai permukaan Bumi. Sinar UVC memiliki panjang 100–279 nanometer dan sepenuhnya terserap oleh lapisan ozon juga atmosfer.
Sinar UV memiliki manfaat sebagai produsen alami vitamin D yang penting bagi kesehatan manusia. Vitamin D membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfor dari makanan serta membantu perkembangan tulang. World Health Organization (WHO) merekomendasikan 5–15 menit paparan sinar Matahari selama 2–3 kali dalam seminggu, dilansir dari cdc.gov.
Bahaya Radiasi Sinar UV
Selain manfaat, ada pula risiko yang perlu diperhatikan ketika seseorang terlalu sering terpapar sinar UV dari durasi yang direkomendasikan. Sunburn (iritasi kulit akibat sinar UV) adalah dampak jangka pendeknya, sedangkan efek samping jangka panjang meliputi penuaan dini dan kanker kulit. Paparan sinar UV berlebih juga meningkatkan risiko penyakit mata yang berpotensi kebutaan jika seseorang tidak menggunakan pelindung mata.
Melansir dari iccc.id, kanker kulit merupakan 15 besar jenis kanker yang paling banyak terjadi di Indonesia. Penyebab utamanya tidak lain adalah radiasi sinar UV. Terdapat sekitar 6.170 kasus kanker kulit non-melanoma dan 1.392 kasus kanker kulit melanoma pada 2018. Dua tipe kanker kulit yang paling umum terjadi adalah karsinoma sel basal dan karsinoma sel skuamosa. Kanker biasanya terbentuk di kepala, wajah, leher, tangan, dan lengan sebab bagian-bagian tersebut menjadi yang paling banyak terpapar radiasi sinar UV.
Siapa pun bisa terkena dampak buruk dari sinar UV. Namun, ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih besar. Mereka adalah orang-orang yang banyak menghabiskan waktu di bawah terik Matahari, berkulit sensitif, berwarna kulit terang, bermata biru atau hijau, berambut pirang atau merah, punya banyak tahi lalat berjenis tertentu, keturunan atau beriwayat kanker kulit, serta lanjut usia (di atas 50 tahun).
Penggunaan beberapa jenis obat oral dan topikal seperti antibiotik, pil KB, produk benzoil peroksida, serta ragam kosmetik tertentu juga dapat meningkatkan kepekaan kulit dan mata terhadap sinar UV.
Lindungi Diri dari Radiasi Sinar UV
Melindungi diri dari sinar Matahari adalah tanggung jawab setiap saat. Seseorang bisa berlindung dengan cara berteduh, mengenakan baju tertutup, atau memakai tabir surya (SPF 15+). Lebih detail, berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk terhindar dari paparan sinar UV berlebih dari Matahari menurut cdc.gov.
– Sebisa mungkin, tetaplah berada di tempat teduh terutama saat tengah hari.
– Kenakan pakaian yang menutupi bagian lengan dan kaki.
– Berikan perhatian lebih terhadap anak-anak dan orang tua.
– Kenakan topi bertepi lebar untuk menaungi wajah, kepala, telinga, dan leher.
– Pakai kacamata hitam yang menghalangi sinar UVA dan UVB.
– Gunakan tabir surya dengan sun protection factor (SPF) 15 atau lebih tinggi.
– Hindari penggunaan alat penghitam kulit dalam ruangan karena sangat berbahaya bagi anak-anak, remaja, atau dewasa awal. Mereka memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena melanoma.
Kenali Gejala Kanker Kulit
Gejala utama kanker kulit meliputi sejumlah perubahan tidak biasa yang terjadi pada kulit. Tidak semua kanker kulit terlihat sama, tetapi segeralah kunjungi dokter jika melihat tanda-tanda perubahan kulit berikut, dilansir dari iccc.id:
– Benjolan pada badan, kaki, atau lengan yang bersifat nyeri maupun tidak nyeri.
– Luka yang tidak kunjung sembuh.
– Muncul tahi lalat dalam bentuk dan warna yang tidak teratur, dapat bertambah besar atau mudah berdarah.
– Muncul bercak hitam kecoklatan di bawah kuku, telapak kaki, atau telapak tangan.