CakapCakap – Cakap People! Ada di antara kamu yang mungkin sudah pernah mendengar tentang kota Auroville? Meski namanya tidak begitu populer, kota Auroville yang terletak di India ini sangat berbeda dengan kota pada umumnya. Pasalnya, Auroville didirikan dengan visi untuk menciptakan masyarakat yang hidup dalam harmoni tanpa memerlukan uang, agama, atau bahkan politik.
Berdiri pada tahun 1968, Auroville kini menjadi tempat tinggal bagi sekitar 3.000 orang yang berasal dari 50 negara lebih. Mereka datang bersama untuk menjalani kehidupan yang bebas dari batasan material dan spiritual.
Lantas, bagaimana awalnya kota tersebut bisa terbentuk dan bagaimana pula kehidupan di sana? Berikut ulasannya.
Sejarah dan Latar Belakang Auroville
Dilansir dari Maps of India, Auroville didirikan oleh seorang wanita Prancis bernama Mirra Alfassa, yang dikenal dengan sebutan “The Mother.” Ia merupakan pengikut dari Sri Aurobindo, seorang filsuf spiritual dari India. Visi mereka adalah menciptakan sebuah komunitas yang tidak terikat oleh batasan material atau politik.
Nama Auroville sendiri diambil dari Sri Aurobindo dan berarti “Kota Fajar.” Pada tanggal 28 Februari 1968, Auroville secara resmi dibuka dengan sebuah upacara yang dihadiri oleh perwakilan dari 124 negara, yang masing-masing membawa segenggam tanah dari negara mereka sebagai simbol persatuan global.
Visi utama di balik Auroville adalah menciptakan tempat bagi manusia dapat hidup tanpa uang atau agama, serta memfokuskan diri pada pencapaian potensi kemanusiaan tertinggi melalui pendidikan dan kerja sama. Inilah sebabnya mengapa masyarakat di Auroville tidak menggunakan uang sebagai alat tukar, melainkan menerapkan sistem berbagi sumber daya.
Kehidupan Masyarakat di Auroville
Kehidupan di Auroville sangat berbeda dibandingkan dengan kebanyakan kota di dunia. Penduduk di sana menjalani hidup tanpa menggunakan uang sebagai alat tukar. Sebaliknya, mereka menerapkan konsep ekonomi berbasis kebutuhan dan kontribusi.
Setiap penduduk menyumbangkan keahlian atau waktu mereka untuk berbagai kegiatan komunitas seperti pertanian, pendidikan, atau seni. Sebagai imbalan, kebutuhan dasar mereka seperti makanan, tempat tinggal, dan layanan kesehatan disediakan oleh komunitas.
Meskipun ada toko-toko yang menjual berbagai barang, para penduduk menggunakan “kartu Auroville” sebagai alat transaksi, yang pada dasarnya adalah sistem kredit tanpa uang fisik.
Selain tidak ada uang, masyarakat Auroville juga tidak terikat pada agama tertentu. Mereka percaya bahwa agama sering kali menjadi penyebab perpecahan di antara manusia, sehingga mereka berusaha menciptakan lingkungan yang terbebas dari sekat-sekat keagamaan.
Matrimandir, sebuah struktur besar berbentuk kubah emas yang berada di pusat kota, menjadi simbol dari kehidupan spiritual di Auroville. Tempat ini digunakan untuk meditasi dan refleksi, terbuka bagi semua orang tanpa memandang latar belakang agama.
Pendidikan dan Pembangunan Berkelanjutan
Salah satu aspek paling menarik dari Auroville adalah fokus mereka pada pendidikan dan pembangunan berkelanjutan. Kota ini memprioritaskan pendidikan seumur hidup, yang melibatkan belajar tidak hanya secara akademis tetapi juga secara spiritual dan praktis.
Pendidikan di sana tidak bersifat formal seperti di sekolah-sekolah pada umumnya, melainkan lebih menekankan pada pengembangan individu melalui keterlibatan dalam berbagai proyek komunitas.
Selain itu, Auroville juga dikenal karena komitmennya terhadap pembangunan berkelanjutan dan pelestarian lingkungan. Kota ini bahkan berfungsi sebagai laboratorium hidup untuk mencari solusi terhadap tantangan global seperti perubahan iklim, ketahanan pangan, dan konservasi energi.