CakapCakap – Cakap People! Mengapa sarapan itu penting? Banyak orang sering melewatkan sarapan, dengan alasan sibuk, buru-buru, atau merasa tidak lapar di pagi hari. Padahal, penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan ini bisa berdampak buruk pada kesehatan karena sarapan dan kesehatan memiliki kaitan yang sangat erat.
Sarapan bukan hanya tentang mengisi perut, tetapi juga tentang memberi tubuh energi yang dibutuhkan untuk memulai hari. Meskipun begitu, penting juga untuk memperhatikan kualitas dan kuantitas sarapan agar manfaatnya benar-benar terasa. Berikut ulasan lengkapnya yang dilansir dari Tyla.
Mengapa Sarapan Penting?

Sarapan adalah cara tubuh mengisi ulang kadar glukosa setelah berjam-jam tanpa asupan makanan selama tidur. Ketika bangun di pagi hari, kadar glukosa—sumber energi utama bagi otak dan tubuh—menurun sehingga sarapan pagi yang sehat menjadi cara untuk memastikan otak dapat bekerja optimal.
Selain itu, sarapan berperan besar dalam mengaktifkan metabolisme tubuh sehingga tubuh bisa membakar kalori secara efisien. Melewatkan sarapan sering kali membuat rasa lapar meningkat drastis di jam-jam berikutnya, terutama menjelang siang atau sore. Ini memicu kecenderungan untuk makan berlebihan atau memilih makanan yang tinggi kalori, gula, atau lemak.
Studi Kasus dari Spanyol
Sebuah penelitian dari Spanyol menyoroti pentingnya sarapan sebelum beraktivitas bagi kesehatan sehari-hari. Studi tersebut dilakukan di Barcelona dengan melibatkan 383 orang dewasa berusia 55-75 tahun yang semuanya mengalami kelebihan berat badan dan memiliki gangguan metabolisme berupa sindrom metabolik—sekelompok kondisi yang meningkatkan risiko penyakit jantung, strok, dan diabetes tipe 2.
Para peserta menjalani diet Mediterania, yang dikenal kaya akan sayuran dan biji-bijian, dengan tujuan menurunkan berat badan. Para peneliti memantau asupan kalori sarapan mereka selama 3 tahap, yaitu awal penelitian, dua tahun kemudian, dan tiga tahun saat penelitian berakhir.
Hasilnya menunjukkan bahwa peserta yang sarapannya terlalu sedikit atau terlalu banyak memiliki BMI (Indeks Massa Tubuh) yang 2-3,5 persen lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi sarapan dalam porsi ideal. Selain itu, tes darah mengungkapkan bahwa mereka yang makan terlalu sedikit atau terlalu banyak saat sarapan memiliki kadar lemak darah yang lebih tinggi, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.

Peneliti juga menemukan bahwa mereka yang sarapannya seimbang cenderung merasa kenyang lebih lama sehingga mengurangi frekuensi mengonsumsi camilan sepanjang hari. Hal ini membantu mereka mengonsumsi lebih sedikit kalori secara keseluruhan.
Kualitas dan Kuantitas Sarapan yang Ideal
Menurut Profesor Alvaro Hernaez, sarapan dengan porsi yang terkontrol dan gizi yang baik sangat penting untuk kesehatan jantung dan metabolisme. Sebagai panduan, pria membutuhkan sekitar 2.500 kalori per hari, sedangkan perempuan sekitar 2.000 kalori.
Untuk sarapan, pria disarankan mengonsumsi 500-750 kalori, sedangkan perempuan 400-600 kalori. Pilih makanan yang seimbang seperti roti gandum, telur, buah-buahan, atau yoghurt rendah lemak. Hindari sarapan terlalu berat atau yang tinggi gula karena efeknya justru bisa merugikan tubuh.