CakapCakap – Cakap People, burung yang memiliki nama latin Malacocincla Perspicillata atau Pelanduk Kalimantan merupakan salah satu jenis hewan yang dianggap sebagai teka-teki terbesar dalam ornitologi Indonesia oleh para ahli.
Hewan yang bisa terbang itu ditemukan secara tak sengaja oleh dua warga Kalimantan Selatan, yakni Muhammad Suranto serta Muhammad Rizky Fauzan pada Oktober lalu.
Penemuan tersebut lantas disambut hangat oleh kalangan peneliti. Sebab burung itu dianggap sebagai hewan misterius yang hilang selama 172 tahun silam.
Ditemukan di Hutan
Kisah penemuan tersebut bermula saat Suranto dan Rizky Fauzan sedang mengumpulkan hasil hutan di wilayah yang tak jauh dari tempat mereka tinggal. Keduanya kemudian secara tidak sengaja menemukan burung yang tak dikenal.
Oleh mereka, burung itu ditangkap lalu dilepaskan kembali usai mengambil beberapa potretnya. Berbekal foto itulah keduanya menghubungi kelompok pengamat burung setempat, yakni BW Galeatus serta Birdpacker yang lalu diduga jika burung itu kemungkinan Pelanduk Kalimantan yang hilang.
Hal tersebut dikonfirmasi pasca berkonsultasi dengan ahli ornitologi dari Indonesia serta sekitarnya.
“Rasanya tidak nyata mengetahui bahwa kami telah menemukan spesies burung yang oleh para ahli dianggap punah. Ketika kami menemukannya, kami sama sekali tidak menyangka akan seistimewa itu. Kami pikir itu hanyalah burung yang belum pernah kami lihat sebelumnya,” terang Rizky Fauzan yang dikutip BBC dari rilis Oriental Bird Club.
Dianggap Sebagai Burung Misterius
Dilansir dari BBC, burung yang juga disebut dengan nama black-browed babbler itu pernah dijelaskan oleh ahli burung terkenal asal Prancis, Charles Lucien Bonaparte tahun 1850 berdasarkan spesimen yang dikumpulkan pada 1840 silam oleh ahli geologi dan naturalis Jerman, Carl A.L.M Schwaner selama ekspedisi ke Hindia Timur.
Setelah saat itu, tak ada lagi penampakan maupun spesimen lain yang dilaporkan serta asal muasal dari spesimen jenis tersebut masih menjadi misteri. Bahkan pulau yang menjadi tempat pengambilannya juga tak jelas.
Dugaan awal mengarah pada pulau Jawa, namun pada tahun 1895 ahli ornitologi Swiss, Johann Büttikofer menunjukkan jika Schwaner berada di Kalimantan kala menemukan spesies tersebut.
“Penemuan sensasional itu menegaskan bahwa burung ini berasal dari Kalimantan di bagian tenggara. Ini mengakhiri kebingungan selama seabad soal asal-usulnya,” terang Panji Gusti Akbar dari kelompok konservasi burung Indonesia, Birdpacker.
Indonesia memang dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki keanekaragaman Cakap People. Bahkan terdapat sekitar 1.700 spesies yang ditemukan di banyak pulau kecil dan disurvei di seluruh Nusantara.