Kedekatan orang Indonesia dengan alam memunculkan aneka kreasi makanan untuk lebih dari sekedar bertahan hidup. Tidak jarang menu makanan yang dikonsumsi satu kelompok tertentu di belahan Nusantara ini unik, dan membuat orang lain yang mengetahuinya serta kebetulan berasal dari daerah lain mengernyitkan dahi karena keheranan. Salah satunya adalah ulat sagu, yang notabene merupakan menu favorit saudara-saudara kita yang ada di wilayah Papua dan Maluku.
Bisa kamu bayangkan, kan, gaes, ulat gendut berwarna putih itu ternyata enak sekali untuk dimakan. Mungkin kamu keheranan cara memakannya. Memang, ada yang sedikit ekstrim dengan mengkonsumsinya mentah-mentah. Tapi, fakta kalau ada banyak menu atau olahan makanan dari Papua yang menggunakan bahan mentah berupa ulat sagu pasti membuat kamu terkagum-kagum; baru menyadari kalau alam Indonesia banyak memberi anugerah sumber protein tidak hanya berupa ikan dan daging hewan ternak seperti ayam, bebek, kambing dan sapi.
Meski nikmat dan berupa hewan yang tidak bakal lari kalau dikejar, membutuhkan perjuangan panjang untuk mendapatkan ulat sagu. Maklum, gaes, organisme yang bernama Latin Rhynchophorus ferruginesus tersebut punya habitat alias tempat tinggal yang unik. Apa lagi kalau bukan batang pohon sagu, gaes. Bukan sembarang batang pohon sagu, lho, tapi batang pohon sagu yang sudah membusuk!
Hewan ini memang dinamakan ulat sagu. Tapi, pada dasarnya ulat ini merupakan larva kumbang merah kelapa yang hidup di seantero Nusantara, bro. Daur hidup hewan ini memang sederhana. Larva kumbang merah itu berasal dari telur kumbang kepala merah yang sengaja ditempatkan di batang pohon sagu yang sudah membusuk oleh induknya. Lambat laun, larva tersebut tumbuh menjadi anak ulat hingga kemudian menjadi ulat dewasa dengan tubuh gempal berwarna putih dan kepala coklat. Tampilannya menggemaskan bingits.
Melihat cara makan ulat sagu saudara-saudara kita di Papua dan Maluku sana, sekilas mirip banget dengan suku Aborigin yang hidup di Australia. Bedanya, yang mereka makan bukan ulat sagu. Dan, menu saudara kita pun lebih kreatif karena kaya rempah. Kebanyakan ulat sagu di wilayah Papua dikonsumsi dengan cara disate atau digoreng kering. Tentu saja, ada olahan yang melibatkan racikan tertentu sehingga lahir menu seperti ulat sagu bakar bumbu balado, misalnya.
Kamu perlu mencoba, gaes. Rasanya dijamin gurih dan pastinya sangat kaya gizi. Memang di awal bisa jadi membuatmu bergidik. Tapi, sekali coba, kamu bakal ketagihan, deh.****
This post was created with our nice and easy submission form. Create your post!