in ,

Masuk Dalam Kelompok Virus Influenza, WHO Eropa: Virus Corona Baru Bisa Menjadi Infeksi Musiman

“Jadi, dalam arti bisa jadi musiman,” katanya kepada kantor berita TASS, Senin, 28 September 2020.

CakapCakapCakap People! Direktur Regional Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Eropa Hans Kluge tidak mengesampingkan kemungkinan virus corona baru bisa menjadi infeksi musiman.

Ia menggarisbawahi bahwa virus corona termasuk dalam kelompok yang sama dengan virus influenza.

“Jadi, dalam arti bisa jadi musiman,” katanya kepada kantor berita TASS, Senin, 28 September 2020.

“Prinsip saya adalah, karena saya optimistis, saya berharap yang terbaik, tapi saya mempersiapkan yang terburuk”.

Dua wanita mengenakan masker wajah melawan virus corona saat menunggu untuk menyeberang jalan di pusat kota Moskow, Rusia, Rabu, 23 September 2020. [Foto: AP / Alexander Zemlianichenko]

Hanya, menurut Kluge, WHO sejauh ini tidak memiliki data lengkap tentang asal-usul virus corona baru, apakah itu alami atau tidak. Karena itu, studi masih terus berlanjut.

“Jadi, (studi) ini sedang berlangsung dan tentu saja ini sangat penting untuk mengetahuinya. Tapi, saya tidak bisa berkata apa-apa lagi, karena ini sedang berlangsung dan saya tidak ingin mengorbankan proses yang sangat-sangat penting itu,” ujar dia.

Menyinggung kemungkinan pandemi baru, ia mencatat, “Pertanyaannya adalah kapan. Karena yang ini juga kami prediksi dan kita tetap tidak siap”.

“Jadi, pelajarannya bukan apakah kita akan pandemi lagi, tapi bagaimana mempersiapkan diri,” tegasnya.

Pada akhir Desember 2019, para pejabat Tiongkok memberi tahu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tentang wabah pneumonia yang sebelumnya tidak diketahui di kota Wuhan, di China tengah. Sejak itu, kasus virus corona baru — dinamai COVID-19 oleh WHO — telah dilaporkan di setiap sudut dunia.

Pada 11 Maret 2020, WHO menyatakan wabah virus corona sebagai pandemi. Data Johns Hopkins University per Selasa, 29 September 2020, menunjukkan, lebih dari 33,2 juta orang telah terinfeksi di seluruh dunia dan lebih dari 1 juta kematian.

Ilustrasi virus corona. [Foto: NEXU Science Communications via Reuters]

Dirjen WHO: 70 Persen Kematian COVID-19 Berasal dari Hanya 10 Negara

Melansir Euronews, Direktur Jenderal WHO Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan bahwa sekitar 70% kematian akibat COVID-19 berasal hanya dari 10 negara. Ia menyatakan negara-negara tersebut perlu menurunkan kasus.

Sepuluh negara dengan kematian terbanyak akibat COVID-19 adalah Amerika Serikat, Brasil, India, Meksiko, Inggris, Italia, Peru, Prancis, Spanyol, dan Iran.

Di Eropa, Italia telah mempertahankan jumlah kasus COVID-19 baru yang lebih rendah dengan pembukaan kembali yang lebih lambat dan kebijakan yang lebih ketat, kata para ahli. Negara lain baru saja mengeluarkan larangan yang lebih ketat, karena penularan virus meningkat secara signifikan.

Eropa memiliki “banyak pekerjaan yang harus dilakukan sekarang” untuk menurunkan kasus COVID-19 yang meningkat, kata Dr Mike Ryan, direktur program kedaruratan kesehatan WHO, yang menyatakan bahwa kematian pada orang tua kemungkinan akan meningkat di wilayah tersebut segera.

“Kami mulai melihat peningkatan kecil dalam kematian pada orang tua dan itu pasti akan menjadi lebih,” kata Dr Mike Ryan.

“Kita bahkan belum memulai musim flu, jadi yang kami khawatirkan adalah kemungkinan tren ini menuju ke arah yang salah,” kata Dr Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis WHO untuk COVID-19.

Dia mengatakan sebagian dari peningkatan kasus ini karena “pengawasan” negara-negara menjadi lebih baik dalam mendeteksi kasus. Tetapi para ahli mengamati dengan cermat peningkatan rawat inap dan tingkat perawatan intensif.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Kematian COVID-19 Global Tembus 1 Juta Orang, Sekjen PBB: ‘Dunia Kita Tengah Mencapai pencapaian yang Buruk’

Mantan Buruh Cuci Piring Ini Putar Nasib Jadi Manusia Terkaya Urutan 66 di Dunia