CakapCakap – Cakap People! Merespon insiden baru-baru ini, maskapai penerbangan Qantas mengumumkan pada hari Jumat bahwa akan memberlakukan larangan sementara kargo pengiriman atau penerbangan untuk anjing ras brachycephalic (anjing berhidung pesek).
Dilansir melalui laman Escape, Jumat, 24 Januari 2020, larangan itu diperkirakan akan berlaku sementara sembari maskapai tersebut meninjau peralatan dan prosedur seputar transportasi hewan, yang dikembangkan bersama RSPCA.
https://www.instagram.com/p/B1-m2SmgOB-/?igshid=1rdztax3s9mr1
Chief Customer Officer Qantas Freight, Nick McGlynn mengatakan bahwa maskapai itu ingin menyeimbangkan kemampuan pemilik untuk melakukan perjalanan dengan hewan peliharaan mereka sambil memastikan kesejahteraan hewan.
“Kami sudah memiliki prosedur khusus untuk hewan rentan ini dan hal sederhana bagi kami adalah memperkenalkan larangan selimut,” katanya.
“Kami tahu banyak pemilik suka membawa hewan peliharaan mereka saat bepergian, jadi kami merancang cara untuk membantu mengurangi risiko yang melekat pada ras tertentu.”
Kebijakan larangan sementara yang dikeluarkan oleh maskapai yang membatasi penerbangan untuk anjing ras berhidung pesek ini karena alasan kesehatan dan keselamatan. Trah brachycephalic (atau berhidung pesek) jauh lebih rentan terhadap kepanasan dan kelainan pada pernafasan, yang dapat diperburuk dengan bepergian jika tindakan pencegahan tertentu tidak dilakukan.
Untuk alasan itu, maskapai membatasi penerbangan untuk anjing boxer, pug, dan bulldog hingga lima jam, dan mengharuskan pemilik untuk menandatangani surat pernyataan untuk salah satu ras ini jika diterbangkan lebih jauh.
Lebih dari 40.000 hewan peliharaan diterbangkan melintasi jaringan domestik oleh maskapai Qantas setiap tahun, termasuk sekitar 2.000 anjing berhidung pesek.
Larangan itu datang setelah seorang wanita menyalahkan maskapai Qantas atas kematian anjing boxer (seekor anjing ras berukuran sedang dengan bulu coklat halus dan wajah seperti anjing kecil) miliknya yang bernama Duke, bulan lalu.
Kay Newman mengklaim bahwa anjing kesayangannya mati setelah dibiarkan lebih dari satu jam dalam panas ekstrem di landasan di Bandara Sydney pada 19 Desember 2019.
Ketika dia menunggu untuk naik pesawat di gerbang, ia mengaku sedih melihat melalui jendela bahwa anjing kesayangannya Duke itu telah ditinggalkan untuk menunggu di landasan di bawah terik matahari.
Meskipun staf maskapai Qantas memastikan anjing kesayangannya Duke baik-baik saja saat dirinya naik ke pesawat, tetapi Newman mendapat kabar memilukan saat pendaratan di Brisbane — Duke tidak selamat dari penerbangan itu.
“Saya berada di samping sendirian. Yang bisa saya lakukan hanyalah berteriak, “Tidak, tidak, tidak,” kata Newman dalam sebuah postingan memilukan di Facebook yang mengumpulkan lebih dari 600.000 tampilan, saat ia merinci apa yang terjadi pada anjing malangnya.