CakapCakap – Cakap People! Pemerintahan Trump pada hari Jumat, 25 Oktober 2019, mengatakan akan melarang penerbangan Amerika Serikat ke semua tujuan Kuba kecuali Havana. Larangan itu akan berlaku efektif pada bulan Desember 2019.
“Tindakan ini akan mencegah rezim [Raul] Castro mengambil untung dari perjalanan udara Amerika Serikat dan menggunakan pendapatan untuk menekan rakyat Kuba,” kata Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dikutip dari Fox News, Sabtu, 26 Oktober 2019.
Today, I asked @SecElaineChao to suspend scheduled air service between the U.S. and all Cuban airports, except Havana’s Jose Martí Airport. This action will prevent the Castro regime from profiting from U.S. air travel and using the revenues to repress the #Cuban people.
— Secretary Pompeo (@SecPompeo) October 25, 2019
Alasan lain yang menyatakan untuk penerbangan yang ditangguhkan adalah untuk mencegah pariwisata Amerika di Kuba, yang saat ini dilarang di bawah hukum A.S. Pada bulan Juni, Departemen Luar Negeri mengambil langkah lebih jauh dan melarang kapal pesiar untuk berhenti di sana.
Penentang larangan itu mengatakan bahwa hal itu akan mempersulit warga Amerika keturunan Kuba untuk mengunjungi keluarga yang tinggal jauh dari Havana dan melakukan perjalanan melalui jalan darat.
Pemerintah Trump telah mengambil langkah-langkah dalam beberapa bulan terakhir untuk memperketat konsekuensi ekonomi dari pemerintah Kuba, yang selain menekan warga negaranya sendiri sangat bersekutu dengan diktator Venezuela Nicolas Maduro.
Seminggu yang lalu, Departemen Perdagangan membidik langsung industri pariwisata Kuba dengan membatasi kemampuan maskapai penerbangan untuk menyewa pesawat. Ia juga mengatakan AS akan memperluas sanksi untuk memasukkan lebih banyak barang asing yang terbuat dari konten Amerika.
“Pengabaian rezim Kuba atas hak asasi manusia dan penggunaan kekerasan untuk menopang mantan rezim Maduro bertanggung jawab atas krisis yang sedang berlangsung di Kuba dan Venezuela,” kata Pompeo bulan lalu ketika ia melembagakan larangan perjalanan pada keluarga pemimpin partai komunis Raul Castro.
Pemerintah AS mengatakan sekitar 20.000 pasukan dan agen Kuba telah bekerja di Venezuela untuk melindungi pemerintah Maduro.
“Castro terlibat dalam melemahkan demokrasi Venezuela dan memicu krisis kemanusiaan terbesar di belahan bumi itu, memaksa 15 persen populasi Venezuela untuk melarikan diri dari negara itu dan memicu kekurangan pangan dan krisis kesehatan dalam skala yang belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah ini,” kata Pompeo.
Trump dalam pidatonya di PBB bulan lalu menyebut pemimpin Venezuela itu “boneka Kuba.”
“Diktator Maduro adalah boneka Kuba, dilindungi oleh pengawal Kuba, bersembunyi dari rakyatnya sendiri, sementara rakyat Kuba menjarah kekayaan minyak Venezuela untuk mempertahankan pemerintahan komunis korupnya sendiri,” kata Trump.
2 Comments
Leave a Reply2 Pings & Trackbacks
Pingback:Pecahkan Rekor, Pesawat Rahasia X-37B Amerika Serikat Kembali ke Bumi Setelah 2 Tahun Mengorbit - CakapCakap
Pingback:Amerika Serikat Jadi Negara dengan Harga Obat-obatan Termahal di Dunia, Negara Mana yang Termurah? - CakapCakap