in ,

Marie Antoinette: Ratu Prancis yang Terkenal dengan Gaya Hidup Mewah

Sebagai istri Raja Louis XVI, Marie Antoinette dikenal dengan gaya hidupnya yang glamor

CakapCakapCakap People! Marie Antoinette, seorang tokoh sejarah yang sangat dikenal, sering kali menjadi simbol dari kemewahan dan extravaganza di era Prancis sebelum Revolusi Prancis. Sebagai istri Raja Louis XVI, Marie Antoinette dikenal dengan gaya hidupnya yang glamor, yang pada akhirnya berkontribusi pada pandangan negatif terhadapnya dan keluarganya, serta berperan dalam ketidakstabilan politik yang melanda Prancis.

Siapa Marie Antoinette?

Marie Antoinette: Ratu Prancis yang Terkenal dengan Gaya Hidup Mewah
Lukisan Marie Antoinette karya Elisabeth-Louise Vigee-Le Brun. Wikipedia

Marie Antoinette lahir pada 2 November 1755 di Wina, Austria, sebagai anak ke-15 dari Kaisar Franz I dan Maria Theresa, Ratu Austria. Nama lahirnya adalah Maria Antonia Josepha Johanna. Ia dibesarkan di lingkungan istana yang penuh dengan kemewahan dan protokol, yang membentuk kepribadiannya yang kemudian dikenal dengan kemewahan dan kecintaannya pada mode.

Pada usia 14 tahun, Marie Antoinette menikah dengan Louis-Auguste, yang kemudian menjadi Raja Louis XVI dari Prancis. Pernikahan ini merupakan bagian dari perjanjian politik antara Austria dan Prancis untuk memperkuat aliansi antara kedua negara.

Marie Antoinette terkenal karena gaya hidupnya yang sangat mewah. Istana Versailles, tempat tinggalnya, menjadi saksi dari gaya hidup yang sangat extravaganza, dengan pesta-pesta megah, pakaian yang sangat mahal, dan dekorasi yang sangat indah. Maria Antoinette dikenal dengan koleksi busananya yang mengesankan, termasuk gaun-gaun yang dihiasi dengan permata dan bahan-bahan mewah.

Salah satu aspek yang paling kontroversial dari gaya hidupnya adalah pembangunan Petit Trianon, sebuah paviliun pribadi di Versailles yang ia gunakan untuk melarikan diri dari formalitas istana dan menghabiskan waktu dengan teman-teman terdekatnya. Di sini, ia mengadopsi gaya hidup yang lebih santai dan informal, yang kontras dengan kemewahan istana utama.

Kemewahan yang dikelilingi Maria Antoinette sering kali tidak dipahami atau diterima dengan baik oleh rakyat Prancis. Selama periode ini, Prancis mengalami kesulitan ekonomi yang parah, termasuk kelaparan dan inflasi. Gaya hidup mewah Maria Antoinette, yang sering kali terlihat kontras dengan penderitaan rakyat, memperburuk pandangan negatif terhadap dirinya.

Meskipun sering dikaitkan dengan ungkapan “biarkan mereka makan kue,” yang dianggap sebagai komentar meremehkan terhadap rakyat miskin, tidak ada bukti bahwa ia pernah mengatakan hal tersebut. Namun, ungkapan ini menggambarkan bagaimana dia sering kali dilihat sebagai simbol dari ketidakpedulian terhadap kesulitan rakyat.

Pada tahun 1789, Revolusi Prancis meletus, dan kekuasaan monarki mulai terguncang. Maria Antoinette dan Louis XVI menghadapi kritik keras dan akhirnya dipaksa untuk mengundurkan diri. Pada tahun 1793, Maria Antoinette diadili dan diputuskan bersalah atas tuduhan pengkhianatan dan pengeluaran negara yang tidak bijaksana. Ia dijatuhi hukuman mati dan dipenggal pada 16 Oktober 1793.

Marie Antoinette meninggal dengan reputasi sebagai simbol dari kemewahan dan kelebihan yang tidak disukai oleh rakyat Prancis. Meskipun demikian, seiring berjalannya waktu, pandangan terhadapnya menjadi lebih kompleks, dan ia sering dipandang sebagai korban dari keadaan politik yang lebih besar serta perubahan sosial yang terjadi pada masa itu.

Cakap People! Marie Antoinette tetap menjadi figur penting dalam sejarah Prancis, dengan kehidupan dan kematiannya yang mencerminkan transisi dari monarki absolut menuju era revolusi dan perubahan sosial yang mendalam.

SUMBER ARTIKEL

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Paspor Hilang saat Traveling ke Luar Negeri, Ini yang Harus Dilakukan

Paspor Hilang saat Traveling ke Luar Negeri, Ini yang Harus Dilakukan

Green Day Kembali Konser di Indonesia Setelah 28 Tahun, Berapa Harga Tiketnya?

Green Day Kembali Konser di Indonesia Setelah 28 Tahun, Berapa Harga Tiketnya?